Infomalangraya – MALANG KOTA – Menjelang Idul Adha, para peternak bersama pemerintah daerah mulai mempersiapkan kesehatan hewan kurban. Mereka tak ingin kecolongan wabah penyakit mulut dan kuku seperti yang terjadi tahu lalu. Selain pemeriksaan, kali ini disediakan 3.600 dosis vaksin untuk hewan kurban.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan menjelaskan, pihaknya sudah mulai melakukan persiapan untuk Idul Adha sejak 31 Mei 2023. Mulai dari sosialisasi diseminasi, pemeriksaan ante mortem dan post mortem, hingga menyiapkan persyaratan lalu lintas ternak. ”Yang terdekat kami akan melaksanakan pemeriksaan hewan kurban di lima kecamatan pada 26-28 Juni mendatang,” kata Slamet kemarin (6/6).
Selain itu juga ada pemeriksaan ante mortem maupun post mortem di masjid, musala, maupun tempat penyembelihan lainnya. Pemeriksaan itu dimulai 28 Juni sampai 2 Juli. Pihaknya juga akan melibatkan tenaga kesehatan hewan pada saat pemeriksaan. Antara lain dokter hewan, paramedis veteriner, penyuluh pertanian, hingga akademisi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya (UB). ”Secara keseluruhan jumlah pihak yang terlibat mencapai 250 personel,” lanjut dia.
Di samping pemeriksaan, pihaknya juga akan menyediakan dua jenis vaksin. Yakni vaksin untuk mencegah lumpy skin disease (LSD) sebanyak 100 dosis. Kemudian vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 3.500 dosis.
”Untuk pelaksanaan vaksinasi LSD, kami masih menunggu karena baru hari ini mengirim surat ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur untuk pengambilan stok di Surabaya,” jelas Slamet. Sembari menunggu stok vaksin, pihaknya akan melakukan pendataan ternak sasaran vaksinasi. Berbeda dengan vaksinasi PMK yang sudah berjalan dan mencapai 85 persen atau 2.971 ekor hewan kurban.
Salah seorang peternak di Kampung Sanan, Erik Dwi, mengakui banyak yang ragu memasukkan ternak setelah terjadi wabah PMK tahun lalu. Padahal seluruh peternak Kampung Sanan senantiasa menjaga kesehatan sapi. ”Di tempat saya, semua sapi sudah divaksin. Bisa dilihat dari tanda di bagian telinganya. Total ada tujuh sapi yang siap. Mulai dari sapi simental, limosin, dan brahman,” sebut dia.
Selain vaksin, setiap hari seluruh sapi juga diberi makanan yang baik. Yakni berupa kulit kedelai limbah produksi tahu dan tempe. Ada pula sapi yang menyukai batang padi kering dan makanan hijau-hijauan. Satu sapi bisa memiliki berat 500 kg dengan harga sekitar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta. ”Sejauh ini punya saya sudah laku tiga,” pungkas dia. (mel/fat)