InfoMalangRaya.com—Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) ditetapkan sebagai lokasi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Nasional 2024 yang akan digelar pada September 2024.
Dilansir dari laman kemenang.go.id, lokasi dan waktu penyelenggaraan disepakati dan ditetapkan dalam Rapat Koordinasi Persiapan MTQ Nasional ke-30 di Jakarta, pada Rabu, 23 April 2024.
Hadir, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Dasmiah, dan Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Quran dan Alhadits Kementerian Agama, Rijal Ahmad Rangkuty.
Tampak hadir pula perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian PUPR, Kementerian Dalam Negeri, Biro Kesejahteraan Rakyat Kaltim, serta para pejabat lainnya.
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan, MTQ Nasional tahun ini mengambil tema Mewujudkan Masyarakat Cinta Al-Qur’an untuk Bangsa yang Bermartabat di Bumi Nusantara.
“Kementerian Agama sebagai penanggung jawab akademik dari proses-proses ini, tentu punya komitmen untuk meningkatkan kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan MTQ,” ungkap Zayadi.
Menurut Zayadi, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan MTQ tingkat Nasional. Transformasi digital terus dilakukan, sejak dari pendaftaran melalui e-MTQ, penerapan e-Maqra, serta proses penilaian dengan menggunakan e-Scoring.
“MTQ Nasional ke-30 ini semangatnya adalah proses-proses yang berbasis digital, mulai dari pendaftaran melalui e-MTQ, pilihan maqra melalui e-Maqra, serta skoring peserta melalui aplikasi e-Scoring. Dengan demikian, akuntabilitas dan kualitas MTQ Nasional akan semakin baik,”pungkasnya.*
Gedung Putih: Aksi Protes Mahasiswa Pro-Palestina “Menyakitkan”
Ilustrasi – Pawai sunyi diadakan di New York City, Amerika Serikat, pada Kamis (28/12/2024) untuk mengenang bayi-bayi dan anak-anak Palestina yang tewas dalam serangan ‘Israel’ di Gaza. ANTARA/Anadolu.
InfoMalangRaya.com—Gedung Putih, kantor presiden Amerika Serikat, ketika merespons mengatakan aksi protes pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat mengatakan banyak kalangan masyarakat sedang mengalami “masa yang amat sulit”.
“Kami tahu, saat ini adalah masa yang amat menyakitkan untuk berbagai komunitas,” kata juru bicara Gedung Putih, Jean-Pierre, saat konferensi pers pada Rabu (24/4/2024).
“Pejabat staf Gedung Putih saat ini ikut dalam berbagai rapat secara rutin dengan kelompok-kelompok tersebut,” kata dia dikutip Sputnik.
Ratusan mahasiswa di berbagai universitas negeri dan swasta di seantero AS tengah menggelar protes untuk menyatakan dukungan bagi Palestina.
Para mahasiswa berunjuk rasa dengan mendirikan kemah sebagai solidaritas pada aksi mahasiswa Universitas Columbia di New York, yang sudah terlebih dahulu membangun “perkemahan solidaritas Gaza” sejak pekan lalu.
Pada saat yang sama, Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik harus menghadapi anggota Kongres AS dalam rapat dengar pendapat perihal antisemitisme.
Shafik kemudian mengizinkan Kepolisian New York City (NYPD) asuk ke area kampus untuk membubarkan perkemahan itu. Lebih dari 100 orang ditahan, sementara 15 mahasiswa diskors.
Dakwah Media BCA – Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meski demikian, banyak mahasiswa lainnya lantas melanjutkan perkemahan untuk solidaritas tersebut.
Otoritas sejumlah universitas lainnya mengikuti langkah Universitas Columbia, yaitu mengizinkan pihak kepolisian membubarkan unjuk rasa pro Palestina oleh mahasiswa mereka.
Pada Senin (22/4/2024), sejumlah133 mahasiswa dan dosen yang berunjuk rasa di Universitas New York ditangkap polisi.
Selain itu, 47 mahasiswa pengunjuk rasa di Universitas Yale di Connecticut diamankan polisi kampus, dan tiga mahasiswa Politeknik Humboldt California ditangkap polisi.
Para mahasiswa yang berunjuk rasa menuntut almamater mereka mengecam agresi militer ‘Israel’ di Jalur Gaza yang didukung AS.
Para mahasiswa juga mendesak almamater memutus investasi dengan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan ‘Israel’, serta menghentikan kerja sama studi luar negeri dengan universitas di ‘Israel’.
Sedikitnya 34.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 77.000 lainnya terluka akibat serangan ‘Israel’ yang terus berlanjut di Jalur Gaza hingga saat ini, menurut otoritas setempat.*