Infomalangraya.com – Landelinus Kuabib (51), pelaku pembunuhan sadis terhadap istri, ipar serta ponakan di Desa Amol, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal warga sekitar sebagai pria pendiam dan sulit berinteraksi dengan warga lainnya.
Naasnya, Landelinus yang dikenal pendiam tersebut, ternyata menyimpan setumpuk beban dalam dirinya hingga akhirnya dilampiaskan dengan tindakan nekad, pembunuhan.
Lebih sadis lagi, mereka yang menjadi korban kebengisan Landelinus adalah keluarga dekat yang seharusnya menjadi tempat bersandar untuk saling berbagi ceritera dalam suka dan duka, untung ataupun malang.
Kisah pilu pembantaian sadis yang dilakukan oleh Landelinus terhadap Istri, Ipar serta ponakannya sendiri terjadi pada Senin, 13 Oktober 2025 malam, sekira pukul 20.30 wita.
Malam yang gelap dan tenang di Desa Amol, yang terkenal dengan warganya yang sopan dan ramah berubah menjadi tragedi berdarah yang menggemparkan jagad maya.
Tiga nyawa tak berdosa melayang sia-sia, sementara seorang anak berusia 14 tahun harus menanggung penderitaan berat dengan luka bacok di sekujur tubuhnya akibat perbuatan bengis tak berperi kemanusiaan yang dilakukan oleh Landelinus di wilayah desa tersebut.
“Om Lande ini tidak biasa bergurau. Ia sulit berinteraksi dengan orang. Sulit memulai percakapan. Ia akan menjawab manakala ditegur oleh lawan bicara. Bicaranya juga tidak panjang – panjang,” ungkap salah seorang warga Amol yang tak mau disebutkan namanya.
Warga tersebut mengatakan, walau terkenal pendiam dan sulit berinteraksi dengan orang lain, namun Landelinus dikenal sebagai orang yang suka mengkonsumsi alkohol.
“Ia biasanya minum (alkohol – red). Tapi biasanya kalau sudah mabuk, Ia akan pulang dan tidur. Tidak pernah kita dengar dia ribut dengan istri, anak – anak ataupun keluarga lain,” ujar warga tersebut.
Walau dikenal pendiam, namun malam naas telah merubah pandangan orang – orang terhadap Landelinus.
Sosok yang dikenal sebagai pendiam, ramah dan suka tersenyum, kini berubah menjadi sosok bengis, pembunuh dan sebentar lagi akan menjadi terpidana.
Kini, jeruji besi penjara akan menjadi rumah baru bagi Landelinus.
Entah sampai kapan ia akan menghuni ruangan berukuran sempit tersebut, yang pasti publik berharap agar Landelinus bisa mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
Jauh dari itu, masyarakatpun berharap agar Landelinus mengakui kesalahan dan bertobat, dan Istri Ipar serta ponakan yang menjadi korban kebengisan Landelinus dapat memperoleh istirahat kekal di Surga. ***