InfoMalangRaya.com – Larangan abaya di sekolah telah menjadi topik yang mengalihkan perhatian dari isu-isu lain dalam sistem pendidikan Prancis, seperti kekurangan guru dan ruang kelas yang penuh sesak.
Pemerintah melarang abaya, jubah longgar dan panjang yang dikenakan oleh beberapa siswa Muslim, pada hari Senin, ketika tahun ajaran baru dimulai.
Dari 12 juta siswa di seluruh negeri, 298 di antaranya datang ke sekolah dengan mengenakan abaya meskipun ada larangan, dan 67 di antaranya menolak untuk melepaskannya, kata Menteri Pendidikan Gabriel Attal.
Larangan abaya bukanlah perdebatan baru di Prancis, namun hal ini telah mendominasi agenda pemberitaan di Prancis selama beberapa waktu terakhir dan cenderung menutupi masalah yang sebenarnya terjadi dalam sistem pendidikan, menurut serikat guru.
Sekretaris Jenderal serikat guru Snes-FSU, Sophie Venetitay, mengatakan kepada lembaga penyiaran France Inter pada 28 Agustus bahwa perdebatan mengenai abaya ini menutupi kurangnya jumlah guru dan kelas-kelas yang penuh sesak.
Presiden Emmanuel Macron dan menteri, bagaimanapun, telah berjanji bahwa setiap kelas akan memiliki seorang guru.
Staf di sekolah-sekolah yang paling bermasalah dalam hal ini akan melakukan mogok kerja dalam beberapa hari ke depan untuk memprotes kurangnya sumber daya.
Serikat guru juga menuntut gaji yang lebih baik.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada tahun 2022, gaji rata-rata seorang guru Prancis dengan pengalaman 15 tahun mendapat 19% lebih rendah dari upah rata-rata OECD.*
Leave a Comment
Leave a Comment