Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot
    IMG 20250714 035138

    Kalahkan Carlos Alcaraz, Jannik Sinner Petenis Italia Pertama Juarai Wimbledon

    14 Juli 2025
    f9ea91b0 6013 11f0 84ef 7415a7a67c7b

    Pertandingan musim panas yang dilakukan dengan cepat 2025 mengumpulkan $ 2,4 juta untuk dokter tanpa batas

    14 Juli 2025
    Timnas U 23 Malaysia dipastikan tersisih dari Piala Asia U 23 2024 Facebook FAM

    Timnas U-23 Malaysia Kalah Lawan Tim Lokal, Suporternya Diminta Membumi

    14 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Kalahkan Carlos Alcaraz, Jannik Sinner Petenis Italia Pertama Juarai Wimbledon
    • Pertandingan musim panas yang dilakukan dengan cepat 2025 mengumpulkan $ 2,4 juta untuk dokter tanpa batas
    • Timnas U-23 Malaysia Kalah Lawan Tim Lokal, Suporternya Diminta Membumi
    • Jaya Land Rilis Cluster “Breeze Icon” Harga Mulai Rp 500 Jutaan
    • The Handala Berusaha Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Laut 2 Anggota Parlemen Prancis Ikut
    • Penjelasan WAMI: Royalti Musik Melly Goeslaw Turun Drastis
    • Tips Membuat Nasi Pulen dan Harum Seperti Hokben
    • Mana yang Lebih Hemat, Belanja Bulanan atau Mingguan?
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Larangan Hijab Prancis di Olimpiade 2024 Banjir Kecaman Internasional
    INTERNASIONAL

    Larangan Hijab Prancis di Olimpiade 2024 Banjir Kecaman Internasional

    By admin7 Oktober 2023
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Hijab Prancis Olimpiade

    InfoMalangRaya.com – Keputusan Prancis untuk melarang para atletnya mengenakan hijab menjelang Olimpiade yang digelar negara tersebut menuai banyak kecaman internasional.

    Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

    Negara yang sekitar 10 persen dari 67 juta penduduknya beragama Islam ini kembali menarik perhatian dengan keputusan terbarunya yang melarang para atletnya mengenakan hijab yang berlaku efektif pada 26 Juli 2024, tanggal dimana api Olimpiade akan dinyalakan.
    Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, mengumumkan dalam sebuah acara televisi bahwa para atlet wanita dalam delegasi Prancis tidak akan bisa mengenakan hijab selama Olimpiade berlangsung.
    Keputusan ini memicu reaksi keras dan kembali memicu perdebatan tentang pelanggaran hak asasi manusia.
    Sebelumnya, Prancis juga memberlakukan larangan abaya (pakaian panjang yang biasa dipakai Muslimah) di sekolah-sekolah.
    Keberagaman
    Federasi Olahraga Solidaritas Islam, sebuah kelompok yang terdiri dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), pada tanggal 2 Oktober menyatakan “keprihatinan yang mendalam terkait keputusan pemerintah baru-baru ini untuk mencegah atlet Prancis mengenakan jilbab di Olimpiade Paris mendatang.”
    Federasi menekankan dalam pernyataannya bahwa “larangan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip kesetaraan, inklusivitas, dan penghormatan terhadap keragaman budaya yang diperjuangkan oleh Olimpiade.”
    Pernyataan tersebut muncul setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan pada 29 September bahwa “tidak ada larangan untuk mengenakan hijab atau pakaian agama atau budaya lainnya.”
    Posisi IOC dipuji oleh mantan Perdana Menteri Maroko Saad Eddine el Othmani.
    Juru bicara kantor hak asasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Marta Hurtado, juga mengungkapkan hal yang sama.
    “Tidak seorang pun boleh memaksakan kepada seorang wanita apa yang harus ia kenakan atau tidak kenakan,” kata Hurtado dalam sebuah pernyataan.
    “Praktik-praktik diskriminatif terhadap suatu kelompok dapat menimbulkan konsekuensi yang berbahaya,” tambahnya.
    Dalam sebuah kritik tidak langsung terhadap posisi Prancis, Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Ali al Qaradaghi, mengatakan bahwa “Kota-kota terbesar di Inggris telah menempatkan patung seorang wanita yang mengenakan jilbab di jalan-jalan mereka… Orang-orang yang berakal sehat memahami tatanan masyarakat mereka dan berusaha menghormati privasi identitas.”
    Sekretaris Jenderal Delegasi Federasi Badan-badan Agama Islam Spanyol di kota Ceuta, Maroko, Idris al Wahabi, mengatakan bahwa keputusan Prancis tersebut “dimaksudkan untuk memprovokasi umat Islam secara umum dan Maroko secara khusus,” dan mencatat bahwa Maroko merupakan kelompok Muslim terbesar di Prancis.
    “Kami bekerja sama dengan federasi dan badan-badan Islam yang ada di Prancis untuk menentang keputusan tersebut,” tambah Idris.

    Penolakan terhadap larangan hijab Prancis tidak hanya datang dari badan-badan regional dan internasional serta tokoh-tokoh masyarakat, karena kritik dan kecaman menyebar di platform media sosial X.
    Penulis dan analis politik Yasser al Zaatara menggambarkan keputusan tersebut sebagai “histeria” terhadap jilbab dan “pelenturan otot terhadap Muslim.”
    Mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron, Al Zaatara memuji posisi IOC, menganggapnya sebagai “tamparan bagi Macron dan kelompok Islamofobia Prancis.”
    “Presiden Prancis memerangi hijab di Prancis dengan dalih bahwa hijab bertentangan dengan sekularisme negara. Namun, dia tidak memiliki masalah menghadiri misa yang diadakan oleh Paus,” kata Mohsen al Obaidi al Saffar.
    “Masalah Macron bukan pada agama, tapi pada Islam secara khusus,” tambahnya.
    Abdel Hamid al Lingawi mengatakan bahwa “Prancis telah membuktikan bahwa mereka adalah negara rasis yang tidak layak menjadi tuan rumah Olimpiade.”

    Jumlah Pembaca: 519

    Banjir Hijab internasional Kecaman larangan Olimpiade Prancis
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    TheHandala kapal scaled

    The Handala Berusaha Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Laut 2 Anggota Parlemen Prancis Ikut

    14 Juli 2025
    AS Deplu PHK

    Departemen Luar Negeri Amerika Berhentikan 1.000 Pekerja

    13 Juli 2025
    Dai dai Eropa yang mendapat undangan Presiden Israel 1

    Dai Belanda Dicopot jadi Imam setelah Bertemu Presiden ‘Israel’

    13 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER
    FB IMG 1711810434921

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241
    FB IMG 1748085073108

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20252
    Aplikasi Musik Tanpa Iklan

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 2024163
    IMG 20240401 WA0610

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.