InfoMalangRaya.com– Latihan militer dengan menggunakan amunisi hidup menjadi penyebab ratusan karhutla di berbagai daerah di Inggris sejak 2023, sementara masih ada sejumlah bom yang belum meledak.
Bulan ini petugas damkar yang bertugas mengatasi kebakaran hebat di daerah North Yorkshire terhambat dengan letusan bom dan amunisi tank bekas pelatihan tentara semasa Perang Dunia Kedua, lansir BBC Jumat (29/8/2025).
Data yang diperoleh BBC menunjukkan bahwa dari 439 karhutla di area yang dikuasai Kementerian Pertahanan antara bulan Januari 2023 dan bulan Juli 2025, sebanyak 385 kasus disebabkan tindakan yang dilakukan sendiri oleh tentara era sekarang ini yang sedang berlatih.
Pihak Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa pihaknya memiliki kebijakan yang ketat perihal kebakaran, dengan menimbang risiko kebakaran dan membatasi penggunaan amunisi hidup ketika diperlukan.
Namun, penduduk setempat yang tinggal di dekat lokasi karhutla belakangan ini mengatakan kepada BBC bahwa mereka merasa Kementerian Pertahanan perlu untuk melakukan tindakan lebih guna mencegah terjadinya kebakaran, termasuk larangan penggunaan amunisi hidup saat menggelar latihan di musim kering.
Karhutla di kawasan pedesaan bisa terjadi akibat banyak hal, termasuk puntung rokok yang dibuang sembarangan, api unggun yang ditinggal tanpa penjagaan dan pengawasan, kegiatan memanggang makanan, aksi pembakaran dengan sengaja, dan banyak lainnya.
Menurut data yang diperoleh BBC berdasarkan Freedom of Information Act, tercatat ada 1.178 karhutla yang berkaitan dengan pelatihan tentara masa sekarang sejak tahun 2020. Sebanyak 101 dari 134 kebakaran yang terjadi selama 6 bulan pertama tahun ini disebabkakn oleh manuver militer atau latihan yang dilakukan tentara.
Lebih dari 80 karhutla tahun ini yang disebabkan oleh latihan militer terjadi di kawasan yang disebut “Range Danger Areas” atau disebut juga “impact zones”.
Di area tersebut dengan tingkat bahaya yang tinggi, petugas damkar biasanya tidak diberikan akses untuk masuk dan api biasanya dibiarkan sampai padam sendiri, yang pada akhirnya pasti dihentikan dengan pembuatan firebreak (area untuk mencegah penyebaran api).
Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran-kebakaran itu tidak jarang menyebabkan jalan terpaksa ditutup, mengganggu kesehatan penduduk sekitar, yang selalu diperintahkan untuk menutup jendela-jendela rumah mereka meskipun ketika suhu udara sedang panas.
Seorang penduduk desa yang tinggal dekat sebuah tempat latihan militer di Salisbury Plain mengatakan bahwa karhutla, seperti yang terjadi pada bulan Mei, merupakan “masalah abadi” (berulang terus) dan Kementerian Pertahanan harus lebih meningkatkan kontrol dan membatasi penggunaan amunisi hidup pada bulan-bulan yang bersuhu udara panas.
Neil Lockhart, warga Great Cheverell, dekat Devizes di Wiltshire, mengatakan asap dari karhutla yang dibiarkan terbakar merupakan masalah besar bagi lingkungan dan membahayakan keselamatan dan kesehatan penduduk sekitar.
Petani tanah kering Tim Daw, yang lahannya di All Cannings menghadap lokasi latihan militer di Salisbury Plain, mengatakan bahwa dia sudah menyaksikan tiga atau empat karhutla besar tahun ini saja.
Sialnya, upaya pemadaman kebakaran tidak jarang terkendala dengan adanya sisa-sisa amunisi yang belum meledak yang dulu dipakai untuk latihan tentara pada masa Perang Dunia Kedua.*