Magetan (IMR) – Lawu Fun Run 2025 kembali digelar di Kampung Susu Lawu, Singolangu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Sabtu (12/7/2025).
Diikuti oleh 1.127 pelari dari berbagai wilayah di Indonesia, kegiatan ini tak hanya menjadi ajang olahraga semata, namun juga motor penggerak ekonomi lokal berbasis industri komunal.
Diselenggarakan atas kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Magetan, masyarakat Kampung Susu Lawu, dan Dompet Dhuafa Jawa Timur, agenda ini juga melibatkan banyak pihak, mulai dari UMKM lokal, Palang Merah Indonesia, hingga Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Madiun yang menyediakan layanan cek kesehatan gratis bagi peserta.
Sebanyak 20 tenda UMKM ikut memeriahkan acara, ditambah dukungan dari sejumlah mitra seperti Bank Jatim, BPRS, NutriFeed, Cheers, PPN Pinsar, Pemprov Jatim, Ndoyo PS, Ndalem Prabu, Perumda, Oksigen 24, dan Ababil Printing.
Rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Jumat, 11 Juli 2025, dengan bazaar UMKM hingga penampilan musik dari Cantika Davinca dan Snoopy Band. Kemeriahan ini mendorong peningkatan kunjungan wisata serta okupansi penginapan di wilayah Sarangan dan sekitarnya.
“Dompet Dhuafa dalam usia 32 tahun, memasuki fase industri komunal. Ini adalah langkah naik kelas dari sekadar pemberdayaan ke arah penguatan ekonomi industri masyarakat,” ujar M. Rizky Aladib, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur.
Menurutnya, Kampung Susu Lawu menjadi contoh nyata model industri komunal di Jawa Timur, yang tidak hanya memproduksi secara berkelanjutan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja lokal.
Menariknya, pendaftaran peserta Lawu Fun Run juga disertai kontribusi pembelian bibit pakan ternak. Bibit tersebut akan digunakan untuk mendukung ketersediaan pakan sapi di Kampung Susu Lawu. Selain itu, panitia juga mengajak peserta berpartisipasi dalam program sedekah pohon untuk mendukung upaya reboisasi kawasan.
“Program Lawu Fun Run juga bagian dari milad ke-32 Dompet Dhuafa. Selain berlari, peserta ikut program sedekah pohon yang dikelola secara berkelanjutan,” jelas Beni Wijaya, Pendamping Program Dompet Dhuafa Madiun Raya.
Tahun ini, peserta terjauh berasal dari Sumatera, sementara sekitar 30–40 persen pelari berasal dari Magetan. Sisanya datang dari daerah lain seperti Karanganyar dan wilayah Jawa Timur lain. Kegiatan ini menawarkan dua kategori jarak tempuh, yakni 5 km dan 10 km.
Dibandingkan tahun sebelumnya yang bersifat mendadak, penyelenggaraan tahun ini dipersiapkan lebih matang. “Tahun lalu dadakan, hanya sebulan persiapan. Sekarang panitianya sudah terbentuk dari pemuda Kampung Susu Lawu sejak beberapa bulan. Kami berencana menjadikannya event tahunan dengan trek yang terus diperbarui,” tambah Beni.
Kampung Susu Lawu kini menjadi destinasi wisata edukasi peternakan yang terus berkembang, menyatukan potensi wisata, ekonomi, dan edukasi dalam satu kawasan. [fiq/ted]