InfoMalangRaya.com – Sebuah ledakan bom dahsyat di sebuah acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di barat daya Pakistan, menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 50 orang lainnya, menurut para pejabat dan laporan media.
Ledakan yang diduga bom bunuh diri tersebut terjadi pada hari Jumat di Mastung, sebuah distrik di provinsi Balochistan.
“Sepertinya ini adalah serangan bunuh diri,” kata pejabat senior polisi setempat Javed Lehri, menambahkan bahwa pembom meledakkan dirinya di dekat kendaraan Wakil Inspektur Polisi Nawaz Gishkori.
Administrator pemerintah Balochistan, Atta Ullah, mengatakan bahwa seorang perwira polisi senior, Mohammad Nawaz, termasuk di antara para korban tewas.
Para korban luka dibawa ke rumah sakit terdekat dan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, katanya.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengkonfirmasi bahwa ledakan tersebut dilakukan oleh “elemen-elemen teroris”.
“Serangan terhadap orang-orang tak berdosa yang datang untuk berpartisipasi dalam prosesi Hari Besar Agama adalah tindakan yang sangat keji,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, merujuk pada Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pengeboman pada hari Jumat terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang meminta polisi untuk tetap waspada karena kelompok-kelompok bersenjata dapat menargetkan aksi unjuk rasa yang diadakan pada hari tersebut.
Umat Islam di Pakistan dan di seluruh dunia merayakan hari kelahiran nabi Islam dengan mengadakan pertemuan publik.
Meskipun perayaan ini diterima oleh mayoritas sekte Islam, beberapa denominasi tertentu menganggapnya sebagai inovasi yang tidak beralasan.
Balochistan di masa lalu telah menjadi lokasi serangan oleh kelompok-kelompok bersenjata.
Awal bulan ini, sedikitnya 11 orang, termasuk seorang pemuka agama terkemuka, terluka dalam sebuah ledakan di distrik yang sama, kata surat kabar Dawn.
Provinsi Balochistan yang kaya akan gas di perbatasan Afghanistan dan Iran telah menjadi lokasi pemberontakan dengan intensitas rendah oleh separatis Baloch selama lebih dari dua dekade.
Kaum separatis awalnya menginginkan bagian dari sumber daya provinsi, tetapi kemudian meluncurkan gerakan yang menyerukan kemerdekaan.*