InfoMalangRaya, Indonesia – Dua tim yang cukup berpengalaman, Celtic FC dan Crvena Zvezda, harus mengubur mimpi berlaga di Liga Champions musim ini. Pasalnya, kedua klub itu tersisih pada babak play-off setelah gagal memetik kemenangan pada leg II yang sama-sama berlangsung di kandang lawan.
Celtic harus gigit jari setelah kalah 2-3 dalam adu penalti dari wakil Kazakhstan, Kairat Almaty. Adu penalti harus dijalani setelah kedua tim sama-sama gagal mencetak gol dalam 120 menit. Sebelumnya, sepekan lalu, skor juga 0-0 saat kedua tim bertemu di Celtic Park pada leg I. Hasil itu jadi guratan sejarah bagi Kairat. Mereka akan jadi debutan terbaru di Liga Champions.
Adapun bagi Celtic, hasil tersebut sangat disesali. “Kami harus menerimanya. Selamat kepada Kairat. Ini hasil fantastis bagi mereka, tapi kami melewatkan kesempatan besar,” kata manajer Brendan Rodgers seperti dikutip InfoMalangRaya dari BBC. “Saya pikir, secara keseluruhan, ini pertandingan yang buruk. Lapangan membuatnya jadi lebih buruk lagi.”
Dia menambahkan, “Dalam bertahan, kami tampil bagus, tapi tak cukup baik dalam melakukan tusukan. Kami punya peluang-peluang bagus, terutama pada babak pertama, dan kami punya kans menang pada perpanjangan waktu. Dalam adu penalti, semuanya dapat terjadi. Secara keseluruhan, kami sangat kecewa.”
Debutan Lain di Liga Champions
Kairat Almaty bukan satu-satunya tim yang akan jadi debutan terbaru di babak utama Liga Champions. Pafos FC juga memastikan hal serupa setelah menyingkirkan Crvena Zvezda. Tampil di kandang sendiri, tim asuhan Juan Carlos Carcedo meraih hasil imbang 1-1 sehingga unggul agregat 3-2 karena menang 2-1 pada leg I di kandang lawan.
Sosok yang menjadi pahlawan klub Siprus itu adalah Jaja. Penyerang asal Brasil itulah yang mencetak gol penyeimbang pada menit ke-89. Sebelumnya, Pafos tertinggal oleh gol Mirko Ivanic pada menit ke-60. Andai saja tak ada gol balasan dari Jaja, laga harus berlanjut ke babak perpanjangan waktu dan mungkin harus ditentukan lewat adu penalti.
“Kami adalah tim kecil yang telah meraih kesuksesan kecil, tapi bermain di kompetisi tertinggi Eropa sepertinya mustahil. Mampu lolos adalah mimpi yang jadi kenyataan. Saya akan senang pulang kampung untuk menghadapi tim Spanyol (pada fase liga), tapi lawan man pun tetap akan sangat menarik,” ujar pelatih Juan Carlos Carcedo.
Selain Kairat dan Pafos, tim lain yang juga memastikan lolos dari babak play-off adalah FK Bodo/Glimt. Meskipun kalah 1-2 di kandang Sturm Graz, anak-anak asuh Kjetil Knutsen tetap lolos ke fase liga karena menang 5-0 saat berlaga di kandang sendiri pada leg I. Seperti Kairat dan Pafos, Bodo/Glimt juga baru kali ini akan berlaga di fase utama Liga Champions.