Sekolah di Bibir Jurang dengan Ancaman Longsor yang Mengkhawatirkan
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Jedong, yang berada di Dusun Jaten, Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, kini menghadapi kondisi yang sangat memprihatinkan. Bangunan sekolah ini ditempatkan di bibir jurang dengan kedalaman sekitar 13 meter. Hal ini menimbulkan ancaman longsor yang bisa terjadi kapan saja, sehingga membuat wali murid dan guru setempat merasa cemas.
Sekolah yang memiliki 168 siswa ini menjadi perhatian serius dari anggota DPRD Kabupaten Malang. Mereka merasa tidak tega setelah membaca laporan tentang kondisi bangunan yang rentan ambrol. Agung Dwi Susanto SP, anggota dewan dari Partai Nasdem, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan sidak untuk mengecek langsung kondisi sekolah tersebut.
Agung juga akan meninjau anggaran yang tersedia untuk penanganan masalah ini. Menurutnya, penanganan harus dilakukan oleh Dinas Pendidikan atau Dinas Cipta Karya. Ia khawatir jika pihak sekolah salah mengajukan proposal, sehingga permohonan pembuatan plengsengan tidak pernah ditanggapi meski sudah diajukan tiga kali.
“Saya akan bertanya kepada Diknas dan Cipta Karya, ke mana proposal itu diajukan,” ujar Agung, yang merupakan anggota Komisi III.
Zia’ul Haq, Ketua Komisi IV yang menangani isu pendidikan, juga memberi saran kepada pihak sekolah dan desa agar segera membuat proposal pengajuan pembuatan plengsengan. Ia menegaskan bahwa proposal tersebut harus diserahkan ke Dinas Pendidikan dan juga ke Komisi IV.
Dr H Suwaji SIp, MSi, Kepala Dinas Pendidikan (Kadiknas) Kabupaten Malang, merespons secara cepat atas kondisi sekolah yang rawan ini. Ia menyampaikan bahwa pihak sekolah dan desa dapat mengajukan proposal sesuai prosedur. Proposal tersebut harus dikirimkan ke Dinas Cipta Karya dan juga ke Dinas Pendidikan.
Tekat Wahyudi, Kepala Desa Jedong, berjanji akan segera mengirimkan proposal tersebut. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Kadiknas dan para anggota dewan yang responsif terhadap kondisi sekolah di desanya.
Kondisi bangunan SDN 3 Jedong memang sangat memprihatinkan. Saat ini, hanya ada barongan (pilar bambu atau kayu) yang menahan bangunan. Jika tidak ada pohon bambu yang tumbuh subur di belakangnya, kemungkinan besar sekolah ini sudah longsor atau setidaknya temboknya banyak yang retak.
Menurut Suntani, Ketua Komite SDN 3 Jedong, saat hujan deras, air mengalir dari tebing dan semakin menggerus tanah di sekitar sekolah. Hal ini menyebabkan lahan sekolah semakin sempit dan memperparah risiko longsor.
Selain itu, ancaman longsor juga mengancam rumah-rumah warga yang berada di bawah jurang. Beberapa rumah milik warga seperti Rofik (75), Ngatari (50), Ngatamu (50), dan Toyo (55) juga dalam bahaya.
Suntani, yang tinggal sekitar 15 meter dari bibir jurang, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap anak-anak yang bermain di sekitar lokasi. Ia menilai bahwa tebing ini sangat dalam dan berisiko bagi keselamatan siapa pun yang berada di sekitarnya.
Dengan kondisi yang demikian, penting bagi pihak terkait untuk segera mengambil langkah-langkah nyata guna menjaga keselamatan siswa, guru, dan warga sekitar. Pengajuan proposal yang tepat dan penanganan yang cepat menjadi kunci utama untuk mengatasi masalah ini.