InfoMalangRaya.com– Peraturan baru Israel tentang organisasi bantuan asing semakin sering digunakan untuk menolak permintaan LSM internasional untuk membawa bantuan masuk ke Jalur Gaza, demikian menurut sebuah surat bersama yang ditandatangani oleh lebih dari 100 organisasi hari Kamis (14/8/2025).
Hubungan Israel dengan organisasi kemanusiaan internasional memburuk sejak serangan Hamas Oktober 2023 yang berkembang menjadi invasi Israel atas Gaza.
Menurut surat tersebut, yang antara lain ditandatangani oleh Oxfam dan Doctors Without Borders (MSF), sedikitnya 60 permintaan izin untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza ditolak bulan Juli saja, lansir AFP.
Oxfam yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa bantuan senilai $2,5 juta yang akan dikirimnya, termasuk berupa makanan, dilarang memasuki Gaza, sementara organisasi bantuan lain, CARE, mengaku tidak diizinkan membawa bantuan ke Gaza sejak bulan Maret.
Anera mengatakan bantuan yang disiapkannya bernilai jutaan dolar saat ini menunggu di luar Gaza, di kota pelabuhan Israel Ashdod.
“Anera memiliki pasokan untuk menyelamatkan nyawa bernilai lebih dari $7 juta yang siap untuk dibawa ke Gaza – termasuk 744 ton beras, cukup untuk 6 juta porsi, diblokade di Ashdod yang berjarak hanya beberapa kilometer saja,” kata CEO Anera, Sean Carroll, di surat itu.
Pada bulan Maret, pemerintah Israel menyetujui peraturan baru tentang organisasi asing non-pemerintah yang bekerja untuk membantu rakyat Palestina.
UU itu mengharuskan organisasi asing terdaftar di Israel, dan statusnya bisa dicabut sewaktu-waktu. Registrasi bisa ditolak apabila dinilai bertolak belakang dengan kepentingan Israel.
Sejak Mei, Israel hanya mengizinkan bantuan dikirim masuk oleh Gaza Humanitarian Foundation, organisasi sokongan Amerika Serikat yang dikelola oleh orang-orang yang tidak mendukung perjuangan rakyat Palestina dan merupakan kolaborator Israel. GHF diboikot oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak organisasi kemanusiaan lain karena kelompok itu melayani kepentingan militer Israel.
Setiap kali bantuan dimasukkan oleh GHF ke Gaza, tentara Israel menembaki rakyat Palestina – termasuk anak-anak – yang akan mengambil bantuan.
Pada akhir Juli, Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa sedikitnya 1.373 orang Palestina dibunuh sejak 27 Mei saat menunggu atau mencari bantuan.
LSM internasional saat ini sedang menghadapi situasi yang sulit. Mereka diberi waktu oleh Israel sampai September untuk menyerahkan informasi perihal orang-orang Palestina yang bekerja untuk organisasinya. Jika tidak, maka operasional mereka di Gaza dan Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur harus dihentikan dan semua orang asing yang bekerja untuk organisasi bersangkutan harus angkat kaki dalam waktu 60 hari.*