InfoMalangRaya.com – Rapper asal Amerika Serikat, Macklemore, membatalkan pertunjukannya di Dubai sebagai protes terhadap peran Uni Emirat Arab (UEA) dalam konflik Sudan.
Pada hari Sabtu, rapper yang pada bulan Mei lalu merilis lagu mendukung Palestina “Hind’s Hall,” mengumumkan kabar tersebut dalam sebuah postingan media sosial yang menyebutkan bahwa ia telah memutuskan untuk membatalkan pertunjukannya pada bulan Oktober.
Lagu “Hind’s Hall” dibuat sebagai dukungan terhadap aksi demonstrasi pro-Palestina dengan berkemah di kampus Universitas Columbia. Sebuah bangunan di Universitas Columbia tadinya bernama Hamilton Hall namun diubah namanya oleh para pengunjuk rasa menjadi Hind Rajab, anak berusia enam tahun yang menjadi martir dan dibunuh oleh IOF di Gaza.
“Selama beberapa bulan terakhir, saya telah menerima banyak orang yang menghubungi saya, berbagi sumber daya dan meminta saya untuk membatalkan pertunjukan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Sudan,” kata sang rapper.
Dia menjelaskan bahwa situasi saat ini di Sudan “sangat mendesak, mengerikan dan sebagian besar tidak diperhatikan secara global,” dan menambahkan bahwa sampai “UEA berhenti mempersenjatai dan mendanai RSF, saya tidak akan tampil di sana.”
Media Barat: UEA secara militer terlibat dalam Perang Sudan
Bulan lalu, dokumen-dokumen yang bocor yang dilihat oleh The Guardian menunjukkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) secara diam-diam terlibat dalam perang Sudan.
Sebuah laporan setebal 41 halaman yang dikirim ke Dewan Keamanan PBB dan dilihat oleh media ini memuat gambar-gambar paspor warga Emirat yang diduga terkait dengan tentara Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Support Forces/RSF).
UEA sebelumnya telah membantah memasok senjata kepada RSF, yang mengepung El Fasher dalam kampanye pembersihan etnis di Darfur. Namun, dokumen-dokumen tersebut menyiratkan bahwa personel Emirat membantu dalam konflik tersebut, yang berpotensi meningkatkan perang saudara yang telah berlangsung selama 15 bulan antara RSF dan militer Sudan.
Paspor-paspor tersebut dilaporkan ditemukan di Omdurman, sebuah kota di dekat Khartoum yang baru-baru ini direbut kembali oleh tentara Sudan dari RSF.
Para analis menggambarkan penemuan ini sebagai “senjata makan tuan” yang menantang penyangkalan UEA dan menimbulkan pertanyaan tentang pengetahuan dan tanggapan AS dan Inggris mengenai keterlibatan negara Teluk tersebut.
Cameron Hudson, mantan penasihat pemerintah AS untuk Sudan, menyatakan bahwa hal ini akan memaksa Washington untuk mengakui dan merespons situasi tersebut. Beberapa ahli percaya bahwa tanpa keterlibatan UEA, konflik yang memicu krisis kemanusiaan yang parah ini mungkin sudah dapat diselesaikan.
Dokumen yang bocor tersebut juga mengindikasikan bahwa UEA telah memasok RSF dengan pesawat tak berawak yang dimodifikasi untuk menjatuhkan bom termobarik, yang lebih dahsyat daripada bahan peledak konvensional.
Foto-foto dari empat paspor milik warga negara UEA dan dua paspor Yaman juga disertakan dalam laporan tersebut. Paspor-paspor tersebut dilaporkan ditemukan dari reruntuhan sebuah kendaraan di Omdurman.
UEA telah lama memiliki kepentingan di wilayah tersebut, terutama di Sudan, yang secara strategis terletak di Afrika Utara dan Tanduk Afrika.
Di bidang militer, RSF telah memainkan peran penting dalam konflik regional, termasuk konflik di Yaman, di mana mereka telah bertempur bersama UEA dan pasukan Saudi melawan milisi dukungan Iran.*
Leave a Comment
Leave a Comment