InfoMalangRaya.com– Acara wisuda Fakultas Ilmu Komputer dan Informatika Universitas Teknik Istanbul (İTÜ) pada Sabtu, 13 Juli 2025, diwarnai ketegangan ketika sekelompok mahasiswa membentangkan spanduk berisi kutipan dari Al-Qur’an yang kemudian coba dihalangi oleh mahasiswa pro-Kemal Attaturk (Kemalis) yang meneriakkan slogan-slogan pro-sekularisme.
“Ağızlarıyla Allah’ın nurunu söndürmek istiyorlar. Oysa kâfirler hoş görmese de Allah nurunu tamamlamaktan başkasını istemez.”(Saf Suresi, 61:8)İstanbul Teknik Üniversitesi mezuniyet töreni pankartında Kur’an-ı Kerim ayetine yer veren öğrenciler, bir başka öğrenci grubu… pic.twitter.com/iCrI2MQ8mv— DEVLET YANLISI 🇹🇷 (@Devlet_024) July 12, 2025
Insiden bermula ketika beberapa mahasiswa tampil di panggung wisuda sambil membawa spanduk bertuliskan ayat ke-162 dari Surah Al-An’am: “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” Spanduk tersebut mengundang reaksi keras dari sekelompok mahasiswa lainnya yang mengaku berpandangan Kemalis (pengikut ideologi Mustafa Kemal Atatürk). Mereka berdiri di depan spanduk untuk menghalangi tampilnya tulisan tersebut di layar utama, sambil meneriakkan slogan “Turki adalah negara sekuler, dan akan tetap sekuler!”
Ketegangan meningkat ketika terlihat beberapa dosen dan staf akademik ikut menyuarakan slogan-slogan sekularisme, alih-alih meredakan situasi. Pembawa acara pun dikritik karena tidak mengambil sikap netral dan justru dinilai membiarkan konflik memanas tanpa upaya untuk melindungi kebebasan berekspresi mahasiswa pembawa spanduk.
Petugas keamanan kampus sempat naik ke panggung dan mencoba mencopot spanduk secara paksa. Namun, tidak terlihat ada intervensi langsung dari panitia atau pimpinan universitas untuk menengahi insiden tersebut. Tindakan pembiaran ini memicu kritik dari berbagai pihak yang menilai pihak universitas gagal menjaga ruang akademik sebagai tempat yang bebas untuk menyampaikan ide dan keyakinan secara damai.
Merespons kejadian tersebut, Rektorat Universitas Teknik Istanbul merilis pernyataan resmi. Dalam pernyataan tersebut, pihak universitas menyayangkan terjadinya insiden yang mencerminkan ketidaktoleranan terhadap ekspresi keagamaan yang sah.
“Universitas kami adalah lembaga yang menjunjung tinggi pemikiran kritis dan kebebasan berpendapat. Upaya untuk secara fisik menghalangi spanduk berisi ayat suci dari Al-Qur’an merupakan bentuk intoleransi yang tidak dapat diterima,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.
Rektorat juga menegaskan bahwa seluruh proses hukum terkait insiden tersebut akan dijalankan dengan seksama, dan semua pihak yang terlibat akan ditindak sesuai peraturan universitas.
Upacara wisuda yang sejatinya menjadi momentum perayaan kelulusan para mahasiswa justru berubah menjadi sorotan publik karena mencerminkan ketegangan ideologis yang masih membayangi dunia akademik Turki.
Kejadian ini juga memperbarui perdebatan lama seputar batas antara kebebasan berekspresi dan prinsip sekularisme yang diadopsi negara sejak masa pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk.
Sejak era pemerintahan Recep Tayyip Erdoğan, Turki mengalami perubahan signifikan dalam ruang publik dan pendidikan, dengan semakin terbukanya ekspresi nilai-nilai Islam dalam kehidupan bernegara.
Hal ini kerap memicu kekecewaan dari kelompok Kemalis yang menginginkan prinsip sekularisme tetap dominan. Media İLKHA dan Princip menjelaskan bahwa kejadian di ITÜ mencerminkan ketegangan laten tersebut, di mana ekspresi ayat suci pun kini menjadi objek konflik simbolik antara dua kutub ideologi di Turki.
Pihak kampus menutup pernyataan mereka dengan komitmen untuk tetap menjaga suasana akademik yang terbuka, adil, dan bebas dari intimidasi terhadap keberagaman ide dan keyakinan mahasiswanya.*/ İLKHA, Princip,