Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Sudah Tujuh Partai Dukung Rendra

    8 Juli 2025

    Dyson V15 Detect Plus Cordless Vacuum adalah $ 180 untuk hari utama

    8 Juli 2025

    Misi Ganda Kylian Mbappe kepada Paris Saint-Germain

    8 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Sudah Tujuh Partai Dukung Rendra
    • Dyson V15 Detect Plus Cordless Vacuum adalah $ 180 untuk hari utama
    • Misi Ganda Kylian Mbappe kepada Paris Saint-Germain
    • Besok, Rendra-Sanusi Daftar ke KPU
    • Enzo Maresca: Chelsea Bukan Favorit Juara Piala Dunia Antarklub
    • Dua Remaja Luka-Luka Usai Tabrakan dengan Daihatsu Ayla di Ketapang Sampang
    • Permainan Epik Mengakhiri gugatan antimonopoli terhadap Samsung
    • Menteri Kepolisian Afrika Selatan Dicurigai Punya Hubungan dengan Geng Kriminal Pembunuh
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»MALANG RAYA»Mahasiswa Punya Banyak Teman, Justru Mengalami Kesepian
    MALANG RAYA

    Mahasiswa Punya Banyak Teman, Justru Mengalami Kesepian

    By admin23 Desember 2023
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    WhatsApp Image 2023 12 22 at 17.46.17 037800f0

    InfoMalangRaya – Dosen Departemen Psikologi Universitas Brawijaya (UB), Ari Pratiwi, S.Psi., M.Psi., mengatakan, mahasiswa yang  memiliki banyak teman justru mengalami kesepian.

    Ari menjelaskan, mahasiswa yang melakukan konseling kepada dirinya, memiliki segudang aktivitas dan cukup dikenal aktif terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan.

    Hal ini menunjukkan, tidak selalu tampak memiliki banyak teman, tidak berarti memiliki hubungan yang berkualitas. 

    Semakin tidak terkoneksi dengan orang lain, mahasiswa akan rentan mengalami kesepian, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan mental mereka.

    Walaupun saluran bersosialisasi saat ini tampak banyak. Namun ternyata tidak semua mahasiswa mampu menggunakan saluran tersebut.

    Bahkan akhir-akhir ini, banyak terjadi kasus bunuh diri terutama di berbagai kalangan. Hanya saja kasus yang beruntun di kalangan mahasiswa, membuat kita harus lebih kritis dan waspada.

    “Ada apa di kalangan mahasiswa? Apa yang membuat mereka melakukan bunuh diri? Di kala angkatan yang lebih tua menganggap mahasiswa masa kini hidup dalam fasilitas yang memadai, tidak sesusah angkatan-angkatan pendahulu,” urainya

    Ari menambahkan, mahasiswa masa kini  dianggap memiliki banyak kenyamanan dan kemudahan berkuliah. Daripada mereka yang dulu harus berdemo untuk menuntut banyak hal.

    Mengapa mereka lalu bisa menjadi generasi yang (dianggap) lebih lemah?

    Ari menjelaskan bunuh diri adalah hal yang kompleks. Hasil kombinasi dari  faktor individual dan sosial berkontribusi terhadap pemikiran bunuh diri dan percobaan bunuh diri.

    “Sebuah penelitian sistematic review, tentang risiko bunuh diri di kalangan mahasiswa menemukan, risiko bunuh diri meningkat bila berkorelasi dengan masalah klinis dan psikologis. Khususnya depresi, masalah tidur (secara kualitas maupun kuantitas) dan pengalaman traumatis atau peristiwa hidup yang penuh tekanan,” kata Ari.

    Individu yang pernah berusaha bunuh diri, bisa jadi merasakan keputusasaan yang hebat, kesepian atau merasa tidak terhubung dengan orang lain (tidak memiliki siapa-siapa), beban hidup yang dirasakan sendiri dan tidak ada tujuan hidup.

    Beberapa penelitian dari negara lain juga menambahkan faktor hubungan dengan orangtua/keluarga, masalah akademik dan masalah ekonomi sebagai faktor resiko bunuh diri.

    Apabila dilihat dari mahasiswa sekarang, beban perkuliahan dan gaya hidup dapat meningkatkan resiko terhadap masalah mental.

    Dijelaskannya, Mental Heath Awareness atau  membangun kesadaran kesehatan mental adalah hal yang tricky,  seperti dua mata pisau.

    “Jika edukasi tidak dilakukan, masyarakat tidak kunjung tahu tentang apakah gangguan mental dan bagaimana mental yang sehat itu seharusnya. Oleh karena itu, edukasi terus menerus perlu dilakukan terutama agar masyarakat bisa mengetahui dan mencegah masalah kesehatan mental,” sebutnya.

    Hanya saja, di sisi lain, ternyata bisa memancing potensi masalah mental yang sudah ada menjadi muncul ke permukaan.

    Individu yang tadinya hanya menerka-nerka apa yang terjadi pada dirinya, menjadi mendiagnosis sendiri lalu mengambil keputusan sendiri yang dianggapnya paling sesuai.

    “Kalau memang menjadi lebih sehat mental tentu tidak mengapa, namun bila kemudian salah jalan, mengakibatkan masalah mental yang lebih berat dan tentu saja bisa berakhir bunuh diri,” katanya.

    Menyinggung kasus bunuh  diri yang terjadi beberapa waktu lalu, Ari mengatakan keluar dari rumah yang selama ini memberikan kenyamanan untuk kos atau kontrak di kota lain, tentu membutuhkan proses adaptasi yang tidak mudah bagi sebagian orang mahasiswa.

    Memasuki dunia perkuliahan, mungkin saja berarti harus bersikap lebih dewasa, memasuki situasi baru dimana teman mungkin tidak mudah dijangkau, sementara teman lama sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing di tempat yang berbeda pula.

    Di fase ini, mahasiswa dapat merasa kesepian dan depresi.  

    “Selain itu, banyaknya aktivitas turut memengaruhi pola hidup mahasiswa. Kurang tidur memiliki pengaruh terhadap kematangan otak dan fungsi kognitif remaja, yang pada akhirnya berhubungan dengan meningkatnya resiko depresi dan kecemasan.”

    “Banyak pula mahasiswa yang melakukan konseling menyatakan kesulitan tidur pada malam hari, sehingga kelelahan dan baru tidur menjelang pagi,” katanya.

    Masalah akademik yang mungkin timbul juga turut berperan dalam meningkatnya resiko bunuh diri.

    Misalnya mahasiswa yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi, cenderung rentan terhadap kegagalan.

    Ketika merasa sudah mengusahakan yang terbaik namun hasil tidak sesuai harapan dan tidak memiliki resiliensi, maka mahasiswa rentan mengalami stress bahkan depresi. (M. Abd. Rahman Rozzi)
    The post Mahasiswa Punya Banyak Teman, Justru Mengalami Kesepian appeared first on infomalangraya.com.

    Jumlah Pembaca: 239

    banyak Justru Kesepian mahasiswa mengalami Punya Teman
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Sudah Tujuh Partai Dukung Rendra

    8 Juli 2025

    Besok, Rendra-Sanusi Daftar ke KPU

    8 Juli 2025

    Menteri Kepolisian Afrika Selatan Dicurigai Punya Hubungan dengan Geng Kriminal Pembunuh

    8 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20251

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 202489

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.