Malang (IMR) – Kreativitas mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) kembali hadir melalui program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025.
Kelompok 76 MMD UB membuat komik edukasi berjudul SIBENI (Siaga Bencana Sejak Dini) sebagai media pembelajaran mitigasi bencana gempa bumi untuk siswa SDIT Nurul Islam Klakah, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.
Program ini digagas oleh Muhammad Fauzan Nursobar Sudarjat sebagai program kerja individu. Komik SIBENI disusun dengan bahasa sederhana dan ilustrasi penuh warna, sehingga materi dapat diterima siswa dengan mudah.
Di dalamnya terdapat penjelasan penyebab terjadinya gempa, langkah penyelamatan diri yang tepat, serta pesan penting agar tetap tenang saat bencana terjadi.
“Isinya memuat narasi dan gambar yang menjelaskan penyebab gempa, langkah penyelamatan diri yang benar, hingga pesan untuk tidak panik. Media ini membuat siswa tidak hanya membaca cerita, tetapi juga belajar lewat visual sehingga informasi lebih mudah diingat dan mereka siap menghadapi situasi darurat,” jelas Fauzan, Sabtu (9/8/2025).
Tidak hanya cerita bergambar, komik SIBENI juga dilengkapi kegiatan interaktif seperti simulasi video, lagu edukatif, hingga tanya jawab langsung di kelas. Pendekatan ini bertujuan agar siswa dapat memahami konsep mitigasi bencana tanpa rasa takut atau tekanan.
Fauzan menegaskan bahwa komik ini mengedepankan konsep edukasi yang menyenangkan, relevan dengan usia anak, dan memberi ruang bagi siswa untuk bertanya. “Pendekatan visual dan narasi sederhana membuat siswa bisa memahami isi materi tanpa khawatir atau terbebani,” tambahnya.

Selain membagikan komik, Fauzan juga menyerahkan poster edukasi kebencanaan hasil karyanya kepada pihak sekolah. Poster tersebut memuat langkah-langkah penyelamatan saat gempa di berbagai situasi, baik di kelas, rumah, maupun ruang publik.
Pihak sekolah berencana menempatkan poster di titik strategis agar dapat dilihat setiap saat oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.
Kepala SDIT Nurul Islam Klakah, Nurul Tofikin, S.Pd., memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Edukasi kebencanaan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa sejak dini.
“Harapan kami kegiatan ini bisa menjadi program rutin berkelanjutan di sekolah. Komik SIBENI bermanfaat karena disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan ilustrasi menarik. Anak-anak mudah memahami isi materinya, dan kontennya relevan dengan situasi yang mungkin mereka hadapi, khususnya langkah penyelamatan saat gempa,” ujarnya.
Program SIBENI tidak hanya memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga menumbuhkan kesadaran risiko bencana di kalangan anak-anak. Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4, yaitu pendidikan berkualitas dan inklusif. Dengan pengetahuan tersebut, para siswa diharapkan dapat menjadi agen informasi kebencanaan di rumah dan lingkungan sekitar.
Edukasi ini juga diharapkan mampu menumbuhkan budaya tanggap bencana sejak dini di Desa Klakah, yang termasuk wilayah rawan bencana gempa bumi. Daerah ini berada dekat Gunung Semeru dan Gunung Lemongan, sehingga memiliki potensi gempa akibat aktivitas tektonik maupun vulkanik. (dan/ted)