Keluarga Menemukan Kejanggalan di Makam Almarhum Diplomat
Keluarga almarhum Arya Daru Pangayunan mengungkapkan beberapa kejanggalan terkait kematian diplomat Kementerian Luar Negeri tersebut. Menurut kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, pihak keluarga sempat menerima ancaman beberapa waktu lalu. Ia menyebut bahwa makam almarhum di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sunten, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pernah mengalami perusakan.
Nicholay menjelaskan bahwa makam almarhum ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar, seperti habis digali. Ia mengatakan hal ini disampaikan oleh penjaga makam kepada istri almarhum pada 27 Juli 2025. Padahal, menurut Nicholay, sang istri baru saja berziarah beberapa hari sebelumnya.
Keadaan makam yang rusak tersebut dinilai mencurigakan. Pasalnya, kondisi sekitar TPU tidak sedang hujan selama beberapa hari, sehingga tidak mungkin kondisi makam tiba-tiba rusak. Selain itu, keluarga juga menemukan bahwa bunga yang biasanya diberikan oleh keluarga telah diganti dengan bunga berwarna putih, diduga merupakan jenis melati.
“Bunga yang sebelumnya dari keluarga itu sudah tidak ada, diganti bunga putih itu,” ujar Nicholay.
Keluarga Arya Daru juga mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) akibat beberapa kejanggalan yang terus terjadi. Termasuk adanya kiriman paket yang berisi simbol-simbol aneh seperti gabus berbentuk bintang, hati, hingga bunga kamboja saat acara pengajian kematian Arya.
Wakil Ketua LPSK Susilaningtias menyatakan bahwa permohonan perlindungan dari keluarga almarhum ADP diajukan pada akhir Agustus 2025. “Benar, sudah ada permohonan perlindungan dari keluarga almarhum ADP,” ujar Susi.
Arya Daru ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar kos di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. Kematian Arya terungkap setelah istrinya, yang tinggal di Yogyakarta, menelpon penjaga kos untuk mengecek suaminya. Sang istri curiga karena ponsel Arya tidak bisa dihubungi.
Penjaga kos sempat kesulitan membuka kamar karena pintu kamar itu terkunci dari dalam. Hanya ada satu kunci kamar, yang dipegang oleh Arya Daru sendiri. Saat pintu dibuka, tubuh diplomat itu ditemukan sudah kaku, dengan seluruh wajah tertutup lakban berwarna kuning.
Polda Metro Jaya mengumumkan penyebab kematian Arya Daru adalah karena kehabisan napas. Mereka tidak menemukan keterlibatan pihak lain dalam kematian ini, sehingga menyimpulkan tidak ada tindak pidana yang terjadi.
“Tidak ditemukan peristiwa pidana,” ujar Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Wira Satya dalam konferensi pers di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 29 Juli 2025.
Oyuk Ivani Siagian ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.