Makin Lama Makin Sempit, Lahan Sawah dan Pertanian di Kota Malang Tinggal 468 Hektare

Oleh admin

InfoMalangRaya – Upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kota Malang terus dilakukan. Terlebih Kota Malang terus tumbuh dengan aktivitas masyarakatnya yang begitu pesat.  Hal itu terus dilakukan dengan tantangan ketersediaan lahan pertanian yang juga semakin terbatas. Berdasarkan catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan), lahan terbuka di Kota Malang menyisakan 803 hektare. Dari jumlah tersebut, yang terdata aktif sebagai lahan pertanian, perkebunan dan persawahan mencapai 468 hektare. 
Secara khusus, ada sebanyak 18,5 hektare Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dari luasan lahan pertanian aktif. Sementara sisanya sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Untuk LSD sendiri tersebar di 3 kecamatan. Yakni Kecamatan Lowokwaru, Kedungkandang dan Sukun. “Lahan sawah itu ada 18,5 hektare yang ditanami padi dengan masa panen selama 2,5 kali dalam satu tahunnya,” ujar Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan.  Dengan sisa luas LSD tersebut, produktivitas gabah yang dihasilkan mencapai 15 ribu ton setiap tahunnya. Dengan jumlah produksinya sebanyak 6,8 ton untuk satu hektare lahan, yang disesuaikan dengan 2,5 kali masa panen.  “Hasil itu dari 2,5 kali panen, kita belum bisa maksimal, karena terkendala tenaga kerja dan peralatan panen,” imbuh Slamet. Di sisi lain dirinya mengatakan, hasil produksinya disebut menjadi yang terbaik kedua se Jawa Timur. Meskipun jika dilihat dari segi jumlah produksi, masih belum dapat menunjang kebutuhan pangan di Kota Malang sepenuhnya, yang mencapai 45 ribu ton.
Baca Juga :
Gunung Semeru Kembali Erupsi Siang Ini, Status VONA Masih Oranye 

“Kita akan terus berupaya agar bisa memenuhi 100 persen kebutuhan pangan di Kota Malang yang mencapai 40 sampai 45 ribu ton,” terang Slamet. “Kita akan terus berusaha menjaga ketahanan pangan itu, di tahun ini (2024) akan digulirkan bantuan-bantuan untuk kelompok tani, seperti bantuan bibit tanaman, pupuk dan berbagai sarana pendukung pertanian,” pungkas Slamet.

Kamu mungkin menyukai berita ini

Tinggalkan komentar