Malaysia Tetap Teguh Bela Hamas Meski Dapat 3 Kali Peringatan dari AS

InfoMalangRaya.com – Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengungkapkan bahwa Malaysia telah menerima tiga “demarches”, atau pemberitahuan diplomatik, dari kedutaan besar Amerika Serikat mengenai sikap Malaysia dalam konflik Israel-Palestina dan Hamas.
Dia mengatakan bahwa dua peringatan, yang dikirim ke Wisma Putra pada tanggal 13 Oktober dan 30 Oktober, meminta Malaysia untuk mengubah posisinya yang menolak untuk mengakui Hamas sebagai kelompok teroris.
Pemberitahuan lainnya, yang diterima pada 18 Oktober, melibatkan duta besar Malaysia untuk Washington yang dipanggil oleh departemen luar negeri AS untuk menjelaskan posisi tegas Putrajaya dalam konflik Palestina-Israel.
“Saya juga berbicara pada sebuah acara baru-baru ini minggu lalu, dan saya menekankan bahwa Malaysia tetap teguh pada sikap independen kami, pertimbangan kemanusiaan kami, dan pandangan kami bahwa invasi (Israel) tidak sah baik dari sudut pandang hukum maupun internasional,” katanya kepada Dewan Rakyat selama sesi tanya jawab dengan perdana menteri hari ini.
“Demarche” sering digunakan dalam hubungan internasional dan urusan diplomatik, di mana sebuah pemerintah dapat mengeluarkan pemberitahuan untuk menyampaikan posisi resmi atau permintaan kepada pemerintah lain.
Dalam demonstrasi solidaritas Palestina di Axiata Arena pada hari Rabu lalu, Anwar mengklaim bahwa ia diancam oleh kekuatan Barat karena kritiknya terhadap pemerintah ‘Israel’ menyusul perang di Gaza.
Anwar mengatakan bahwa ia akan terus mendukung Palestina meskipun ada ancaman.
Dia mencatat bahwa banyak negara tidak menganggap serangan ‘Israel’ ke Gaza sejak tahun 1948 sebagai sebuah invasi, meskipun telah mengutuk Rusia yang menginvasi Ukraina.
“Ketika Israel menduduki wilayah Palestina selama beberapa dekade, hal itu dianggap sah dan tidak dapat diganggu gugat oleh berbagai negara, termasuk Amerika Serikat,” katanya.
Anwar juga mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menghubunginya untuk memberitahukan kepadanya tentang niat Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk menyelenggarakan sebuah konferensi para kepala negara Islam.
Ia mengatakan bahwa konferensi tersebut akan melibatkan negara-negara yang telah mengambil sikap tegas terhadap invasi ‘Israel’, termasuk Brasil, Rusia, dan Cina.
“Saya telah menginstruksikan menteri luar negeri untuk menghubungi Turki dan Arab Saudi. Mungkin ada pembenaran untuk mengadakan pertemuan darurat yang melibatkan negara-negara seperti Brasil, Rusia dan Cina, yang telah mengambil sikap tegas terhadap kekerasan Israel,” katanya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *