Kekalahan Beruntun Manchester United Memperparah Krisis
Manchester United kembali mengalami kekalahan yang memalukan dalam pertandingan derby Manchester. Pada laga yang digelar di Etihad Stadium, Setan Merah kalah telak dengan skor 0-3 dari Manchester City. Hasil ini terjadi pada dini hari Senin (15/9) WIB dan menambah deretan kekalahan yang dialami klub tersebut.
Kekalahan ini menjadi yang ketiga kalinya dalam lima pertandingan Liga Primer 2025/26. Hingga saat ini, MU hanya mampu meraih empat poin, yang merupakan catatan terburuk dalam 33 tahun terakhir. Performa buruk ini semakin membuat publik dan penggemar merasa frustrasi terhadap kondisi klub.
Sejak Ruben Amorim ditunjuk sebagai pelatih pada November lalu, MU tercatat sebagai tim dengan poin paling sedikit di Premier League. Rata-rata poin per laga hanya sebesar 1, sementara selisih gol mencapai minus 13. Hal ini menunjukkan bahwa sistem yang diterapkan oleh Amorim belum memberikan hasil yang optimal.
Secara pribadi, Amorim juga mencatat rekor yang tidak menggembirakan. Ia menjadi manajer dengan persentase kemenangan terendah sejak Perang Dunia Kedua. Meskipun begitu, ia tetap bersikeras untuk mempertahankan strategi yang selama ini dikritik.
“Performanya tidak bagus. Di momen-momen penting, mereka lebih baik dari kami. Saya menerima kritik dan keputusan apa pun yang menyertainya,” ujarnya setelah pertandingan.
Amorim juga menanggapi keluhan suporter yang meninggalkan stadion sebelum pertandingan berakhir. Ia menegaskan bahwa dirinya akan berusaha sekuat tenaga untuk klub. “Saya lebih menderita daripada para penggemar,” katanya.
Meski begitu, Amorim tetap mempertahankan sistem tiga bek (3-4-2-1) yang selama ini dianggap kaku dan kurang efektif. Ia menyatakan bahwa jika ingin mengubah filosofi, maka orangnya harus diganti. “Kalau saya ingin mengubah filosofi, saya akan ubah. Kalau tidak, ya orangnya yang harus diganti,” tegasnya.
Dengan situasi yang semakin memprihatinkan, tekanan terhadap manajemen Manchester United untuk segera mengambil keputusan terkait masa depan Amorim semakin besar. Banyak pihak berharap agar ada perubahan signifikan agar klub bisa bangkit dari krisis yang sedang dihadapi.
Pertanyaan besar tetap muncul: Apakah Amorim mampu memperbaiki performa MU atau justru akan meninggalkan klub dengan reputasi yang semakin tercoreng? Semua mata kini tertuju pada langkah yang akan diambil oleh manajemen dalam waktu dekat.