Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kuningan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif yang digulirkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. Tujuannya adalah untuk meningkatkan asupan gizi dan membantu seluruh siswa mendapatkan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan. Program ini terbilang baru bagi warga Kabupaten Kuningan, khususnya bagi anak-anak yang sebelumnya hanya sarapan di rumah atau membawa bekal makanan dari rumah.
Namun kini, mereka diberi makanan langsung oleh pemerintah melalui dapur-dapur MBG setempat. Meski begitu, program ini juga menimbulkan pro dan kontra. Beberapa orang menganggap tidak perlu semua siswa diberi MBG karena orangtuanya lebih siap untuk mencukupi kebutuhan makanannya. Namun, ada juga yang berterima kasih karena dengan bekal tidak seberapa dari orangtua, anak-anak bisa terbantu mendapatkan makanan tanpa harus mengeluarkan uang sendiri.
Permasalahan melebar menyoroti kehigienisan dari makanan yang diproduksi dapur MBG itu sendiri. Beberapa kali kejadian dugaan keracunanan yang diakibatkan bakteri telah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Bahkan di Kabupaten Kuningan, dari 104 dapur MBG yang tercatat di Badan Gizi Nasional (BGN), sudah tercatat 98 yang sudah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Langkah penyempurnaan kualitas dapur MBG yang dibantu oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kuningan idealnya mesti mendapatkan apresiasi untuk terus disempurnakan. Bila dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain, justru sangat jauh. Dapur MBG yang memiliki SLHS di daerah lain, ada yang masih di bawah 10 titik saja.
Kepala Dinkes Kabupaten Kuningan, H. Edi Martono menjelaskan, kebersihan dapur MBG mesti selalu diprioritaskan karena makanan yang diproduksinya akan dikonsumsi oleh para siswa di seluruh sekolah dan juga ibu-ibu hamil yang ada di setiap desa. Namun jika dibandingkan dengan awal-awai berdiri, sekarang sudah jauh lebih baik.
Tingkat kesadaran dapur MBG dalam mengikuti kegiatan pelatihan SLHS termasuk sampel makanan dan minumannya diuji di laboratorium cukup domiman banyak, hanya tinggal sedikit lagi. Ke depan, dalam upaya menjaga kebersihan dan kehigienisan makanan, Dinkes berencana melakukan pemeriksaan kesehatan pada seluruh pegawai yang terlibat di dapur MBG. “Kondisi kesehatan mereka pun perlu diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap produk masakan yang diproduksi,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, jika dilihat dari sisi kesehatan terutama yang menyangkut program yang beririsan langsung dengan Dinkes, Program MBG tersebut sangat penting sehingga tidak bisa dipilah-pilah, ini anak orang kaya, ini anak orang miskin, semuanya diperlakukan sama mendapatkan makanan MBG.
Program MBG adalah intervensi kesehatan masyarakat yang strategis untuk memutus rantai masalah gizi ganda (double burden of malnutrition), yaitu kurang gizi dan gizi lebih. Dari sudut pandang kesehatan, MBG bukan hanya penyediaan makanan, melainkan upaya preventif dan promotif yang masif.
Perang Melawan Stunting: Pengembangan Kognitif Permanen
Manfaat terpenting MBG adalah mengatasi stunting (kekerdilan) pada anak-anak di usia seribu hari pertama kehidupan (dari masa konsepsi hingga usia 2 tahun). Pentingnya Critical Window: Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada periode emas ini. Kekurangan zat gizi makro (protein, energi) dan mikro (zat besi, yodium, seng) menghambat pembentukan sel dan koneksi saraf.
Dampak Permanen: MBG memastikan asupan Protein Hewani (daging, telur, ikan) yang sangat penting untuk sintesis sel otak. Dengan asupan yang optimal dan teratur, MBG membantu memaksimalkan Intelligence Quotient (IQ) dan kapasitas kognitif anak. Kegagalan di periode ini akan berdampak permanen pada produktivitas dan kecerdasan anak di masa depan.
Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil dan Anak Sekolah
Anemia, terutama defisiensi zat besi, adalah masalah kesehatan utama yang berdampak luas. Anemia pada Ibu Hamil: Anemia pada kehamilan meningkatkan risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kelahiran prematur dan perdarahan paska persalinan. MBG, dengan menu yang diperkaya sumber zat besi dan Asam Folat berfungsi sebagai suplementasi yang diperkuat untuk meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) ibu, menjaga kesehatan janin dan mendukung persiapan persalinan yang aman.
Anemia pada Anak Sekolah: Anemia menyebabkan kelelahan kronis dan menurunkan konsentrasi belajar hingga 20-30%. Makanan bergizi yang mengandung sumber zat besi yang mudah diserap membantu mengoptimalkan energi dan fokus anak di sekolah, meningkatkan capaian akademik secara keseluruhan.
Penguatan Imunitas dan Menurunkan Angka Morbiditas
Asupan nutrisi yang terjamin berperan vital dalam membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat. Regenerasi Sel Imun: Protein, seng dan vitamin C merupakan nutrisi kunci untuk pembentukan dan fungsi sel-sel imun. MBG memastikan suplai nutrisi ini terus berlanjut.
Dampak Epidemiologis: Peningkatan kekebalan berarti anak dan masyarakat sasaran tidak mudah tertular penyakit infeksi umum, seperti ISPA dan diare. Penurunan angka kesakitan (morbiditas) ini secara langsung mengurangi beban biaya kesehatan keluarga dan mengurangi hilangnya hari produktif (absen sekolah/kerja).
Edukasi Gizi Praktis dan Perubahan Perilaku
Secara perilaku, MBG adalah sarana edukasi gizi praktis yang paling efektif. Model Menu Sehat: Menu MBG yang terstandarisasi memberikan contoh nyata tentang porsi dan komposisi piring makan sehat. Hal ini mengedukasi anak, orangtua dan penyedia makanan lokal tentang pentingnya keseimbangan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, serat dan vitamin.
Kepatuhan Gizi: Pemberian makanan secara teratur menciptakan kebiasaan makan yang baik dan konsisten yang sulit dicapai hanya melalui penyuluhan lisan.







