InfoMalangRaya, Indonesia – Marcelino Garcia Toral sangat bersyukur karena petualangannya bersama Olympique Marseille telah berakhir. Ia mengaku tidak bisa bekerja dengan tenang karena kelompok suporter garis keras punya pengaruh yang terlalu besar.
Marcelino ditunjuk Marseille untuk menggantikan posisi Igor Tudor pada musim panas 2023 lalu. Namun, Marcelino memilih angkat kaki pada pertengahan September lalu karena cuma mampu mempersembahkan dua kemenangan dari tujuh pertandingan.
“Saya sangat marah, kecewa sekaligus sedih. Kami semua sudah memberikan segalanya untuk membangun proyek jangka panjang di klub sekaliber Marseille. Kami semua mengira Marseille adalah klub hebat karena punya reputasi luar biasa,” ujar Marcelino dilansir Football5Star dari Diario AS.
“Tapi, ada beberapa kejadian yang membuktikan Marseille bukanlah klub hebat. Terdapat sejumlah kelompok suporter garis keras yang punya pengaruh sangat besar dan membuat Marseille tidak bisa menjadi tim hebat,” sambung pelatih berusia 58 tahun itu.
OLYMPIQUE MARSEILLE JADI PENGALAMAN TERBURUK MARCELINO
Lebih lanjut, Marcelino mengatakan menangani Les Olympiens merupakan pengalaman terburuk dalam karier kepelatihannya. Marcelino mengaku tidak pernah merasakan pengalaman serupa ketika menangani tim-tim lain.
“Saya sudah 20 tahun berkarier sebagai pelatih. Sebelumnya, saya berkarier sebagai pemain profesional selama kurang lebih 20 tahun. Tapi, saya tidak pernah merasakan pengalaman seburuk di Marseille.”
“Saya tentu berharap tidak akan mendapatkan pengalaman serupa di masa depan. Di Marseille, ada banyak hal-hal primitif yang seharusnya tidak ditemukan lagi di era sepak bola modern. Saya memahami gairah besar para suporter. Tapi, seharusnya gairah besar para suporter juga punya batasan tersendiri,” tuntasnya.
Marseille kini ditangani pelatih asal Italia, Gennaro Gattuso. Nakhoda berumur 45 tahun itu diikat dengan kontrak jangka pendek hingga akhir musim 2023-24. Dalam tiga pertandingan, Gattuso baru berhasil mempersembahkan sebiji kemenangan.
