Pasangan ganda putra asal Korea Selatan, Kim Won-ho dan Seo Seung-jae, mencatatkan prestasi luar biasa pada musim debut mereka tahun ini. Mereka tiba-tiba menjadi pasangan yang sangat sulit dikalahkan oleh para rival di lapangan. Dengan keberhasilan mereka meraih gelar juara dunia, Kim/Seo kini telah mengoleksi sembilan gelar juara dalam satu musim.
Pencapaian tersebut bahkan menyamakan rekor yang sebelumnya dicatatkan oleh Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang dikenal sebagai “Minions.” Pada tahun 2018, Minions meraih sembilan gelar juara dalam satu musim, termasuk dua gelar ajang Super 1000, tiga gelar Super 750 dan Super 500, serta medali emas Asian Games 2018.
Kim/Seo berhasil meraih gelar ke-9 setelah mengalahkan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri, dalam final French Open 2025. Skor akhir pertandingan adalah 10-21, 21-13, 21-12. Mereka juga berhasil meraih berbagai gelar bergengsi seperti BWF World Tour Super 1000 dan Super 750. Salah satu gelar paling berharga yang diraih oleh Kim/Seo adalah gelar Juara Dunia.
Beberapa dari gelar yang diraih oleh Kim/Seo antara lain:
Tiga gelar BWF World Tour Super 1000
Tiga gelar BWF World Tour Super 750
Satu gelar BWF World Tour Super 500
Satu gelar BWF World Tour Super 300
Selain itu, pelatih Indonesia yang kini menakhodai ganda putra Malaysia, Herry Iman Pierngadi, memberikan komentar terkait performa Kim/Seo. Menurutnya, pasangan Korea Selatan ini sangat matang dan sulit untuk dikalahkan. Herry IP mengatakan bahwa beberapa anak didiknya, seperti Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, dan Junaidi Arif/Roy King Yap, telah merasakan keganasan dari Kim/Seo.
Dua di antara mereka, yaitu Man/Tee dan Arif/Roy, belum pernah meraih kemenangan saat melawan Kim/Seo. Terakhir, Man/Tee kalah dari Kim/Seo pada perempat final French Open 2025. Herry IP mengakui bahwa Kim/Seo merupakan pasangan yang sangat komplet.
“Won Ho/Seung Jae sangat matang dan lengkap. Saat ini sangat sulit untuk mengalahkan mereka,” ujar Herry IP.
Ia juga menyarankan agar pemain Malaysia terus bekerja keras dan percaya pada proses untuk mengejar ketertinggalan. “Arif/Roy King sedang berkembang, tetapi kita baru akan melihat potensi penuh mereka tahun depan.”
Secara terpisah, Seo Seung-jae mengungkapkan bahwa dirinya memang merupakan pemain yang tenang dan matang. Ia mengakui bahwa mereka sempat kewalahan dalam menghadapi serangan bertubi-tubi dari Fajar/Fikri pada final kemarin.
“Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima pukulan-pukulan besar itu,” kata Seo dalam rilis resmi BWF.
Ia juga menekankan pentingnya usaha maksimal dalam setiap pertandingan. “Sampai koknya menyentuh lantai, kita harus berusaha sekuat tenaga dan memberikan usaha maksimal.”
Misi Kim/Seo tahun ini belum berakhir. Mereka masih memiliki beberapa turnamen tersisa dan berambisi menambah gelar-gelar lainnya. “Kami masih memiliki beberapa turnamen tersisa tahun ini. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk hasil yang lebih baik,” kata Seo Seung-jae.







