Duka Mendalam atas Wafatnya Marsekal Muda TNI Fajar Adriyanto
Kabar duka datang dari dunia militer, khususnya TNI Angkatan Udara. Marsekal Muda (Anumerta) TNI Fajar Adriyanto meninggalkan kesan mendalam di hati keluarga, rekan kerja, dan teman-temannya di SMAN 1 Kota Malang. Kepergiannya dalam kecelakaan pesawat latih Microlight Fixed Wing GT 500 milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI), di kawasan Ciampea, Bogor, Minggu pagi (3/8/2025), menjadi peristiwa yang menyedot perhatian publik.
Fajar Adriyanto gugur dalam tugasnya sebagai penerbang, yang selama ini menunjukkan dedikasi tinggi terhadap negara dan bangsa. Untuk menghormati jasa-jasanya, TNI Angkatan Udara memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat anumerta dari Marsekal Pertama (Marsma) menjadi Marsekal Muda (Marsda). Penghargaan ini menjadi bentuk pengakuan atas kontribusi besar almarhum dalam bidang pertahanan.
Sebagai alumni SMAN 1 Kota Malang angkatan 1989, Fajar Adriyanto telah menempuh pendidikan di sekolah tersebut sejak tahun 1986 hingga 1989. Di mata teman-temannya, ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, bersahaja, dan setia kawan. Bahkan meskipun telah menjabat posisi penting di militer, ia tetap menjaga hubungan baik dengan sesama alumni.
Rachmad Santoso, Koordinator Alumni SMAN 1 Kota Malang Angkatan 1989, mengungkapkan bahwa Fajar adalah sosok yang sangat memperhatikan nilai persahabatan. “Selama di SMA sampai sekarang, beliau tidak pernah berubah. Orangnya sangat baik, peduli dengan persahabatan, dan rendah hati,” katanya.
Menurut Rachmad, Fajar juga aktif dalam komunitas alumni. Ia sering kali menyapa dan memberi perhatian kepada rekan-rekannya, bahkan memberikan doa dan semangat bagi teman yang sedang sakit. “Beliau sangat aktif di grup WA. Bahkan H-1 sebelum kejadian, beliau masih sempat mendoakan teman kami yang sakit,” ujarnya.
Kepergian Fajar membuat banyak orang merasa kehilangan, termasuk alumni dari berbagai angkatan. “Kami semua—baik dari angkatan kami maupun lintas angkatan—sangat kehilangan. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan,” tambah Rachmad.
Sebelum kejadian tragis tersebut, Fajar Adriyanto dikenal sebagai tokoh penting di TNI AU. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU), dan merupakan penerbang pesawat tempur F-16 dengan callsign “Red Wolf”. Karier yang dimiliki oleh almarhum mencerminkan dedikasi dan kompetensi yang luar biasa.
Dari segi personal, Fajar Adriyanto dikenal sebagai sosok yang tidak hanya tangguh dalam tugas, tetapi juga penuh kasih sayang dan empati. Ia selalu hadir untuk membantu dan memberi dukungan kepada rekan-rekannya, baik secara profesional maupun pribadi.
Perjalanan hidupnya yang singkat, namun penuh makna, menjadi contoh teladan bagi banyak orang. Kepergiannya meninggalkan kesan mendalam, baik di kalangan keluarga, rekan kerja, maupun sahabat-sahabatnya. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan dengan tempat yang terbaik.