InfoMalangRaya – Risiko stunting atau pertumbuhan terganggu pada anak masih tinggi. Perlu perhatian serius pada masyarakat, agar kasus ini ini tidak terjadi dan mengancam masa depan anak-anak.
Resiko munculnya stunting, berikut upaya mencegahnya ini, banyak disinggung pendiri Grand Institute, Grienny Nuradi, di acara Seminar Parenting, di TK Aisiyah 21 Brongkal, Pagelaran, Kabupaten Malang, Sabtu (9/9/2023).
Acara ini diikuti puluhan ibu-ibu muda wali murid dan guru TK ini. Selain mendapatkan tips dan motivasi pengasuhan anak, mereka juga mendengarkan penjelasan tentang resiko stunting berikut solusi pencegahannya.
Menurut Grienny, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Menurutnya, kasus stunting bisa berkurang, jika kita berusaha melakukan beberapa langkah strategis. Diantaranya, dengan pola pengasuhan yang benar dan memberi makanan bergizi, di rumah maupun di lingkungan sekolah anak.
Dalam catatannya, angka stunting di Kabupaten Malang masih relatif tinggi. Hal ini berdasarkan data Bulan Timbang Kabupaten Malang pada Mei 2023, dimana prevalensi stunting tercatat sebesar 6,7 persen .
Jadi, dari total 150.083 anak diKabupaten Malang, menurutnya ada sekitar 1.083 balita mengalami stunting, dengan disertai status gizi kurang dan berat badan kurang dari rerata normal.
“Kita harus bergotong royong menyiapkan generasi sehat penuh gizi serta cerdas akal budi, dengan berperan aktif di lingkungan kita, sebisa kita,” tandas Grienny Nuradi, yang juga Ketua Yayasan Embong Apik ini.
Usai kegiatan ini, Grienny juga menyempatkan membagikan beberapa paket sembako yang terdiri dari telur, susu, dan lainnya, untuk sejumlah kelurga dengan balita beresiko stunting.
Dikatakan, memang salah satu faktor yang berkontribusi pada stunting adalah kemiskinan. Jadi, pemerintah Kabupaten Malang harus hadir, berupaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi, setidaknya melalui pelatihan keterampilan dan program bantuan modal usaha secara merata.
“Memang solusi dalam masalah stunting adalah, perlu juga kolaborasi pemerintah, bersama masyarakat, dan semua elemen bangsa,” ujarnya.
Ia sendiri, siap untuk ambil peran dalam persoalan stunting ini. Oleh karena itu pula, Grienny mendorong dan mempelopori ‘Gerakan Bapak Asuh Stunting Millenial,’ sebagai wujud solusi kongkrit dan nyata keberpihakan kaum muda, berperan untuk anak-anak bangsa. (Choirul Amin)
The post Masih Banyak Anak Rawan Stunting, Grienny Nuradi Pelopori Gerakan Bapak Asuh Stunting appeared first on infomalangraya.com.