InfoMalangRaya.com– Massa yang melakukan aksi unjuk rasa pro-Palestina di bandara Dagestan hari Ahad (29/10/2023) menerobos bandara untuk mencari orang-orang Israel dan Yahudi, setelah tersebar kabar kedatangan sebuah pesawat dari Israel.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Puluhan demonstran, banyak di antaranya meneriakkan “Allahu Akbar”, menerobos pintu dan batas di bandara Makhachkala airport, beberapa di antara mereka bahkan masuk hingga ke landasan pacu, menurut rekaman video yang diunggah ke media sosial oleh media Rusia RT dan Izvestia seperti dilansir AFP.
Tampak di dalam video seorang demonstran memegang tulisan berbunyi “Pembunuh anak-anak tidak punya tempat di Dagestan”.
Video lain menunjukkan kerumunan orang di dalam terminal bandara mencoba mendobrak pintu ketika para staf berusaha menghalangi mereka.
Website pelacak penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa sebuah pesawat maskapai Red Wings dari Israel sudah mendarat di Makhachkala pada pukul 7:00 malam waktu setempat (1600 GMT).
Media independen Rusia Sota mengatakan pesawat itu transit di Dagestan dan dijadwalkan bertolak lagi menuju Moskow dua jam kemudian.
Tidak lama setelah para demonstran menerobos masuk, badan penerbangan Rusia Rosaviatsiya segera mengumumkan bahwa pihaknya telah menutup bandara untuk penerbangan masuk dan keluar dan bahwa pasukan keamanan telah tiba.
“Situasinya terkendali,” kata pihak berwenang setempat melalui Telegram.
Pernyataan dari Kementerian Kesehatan Republik Dagestan mengatakan ada korban luka, tetapi tidak merinci berapa banyak atau siapa yang terluka.
Pada Ahad malam, Rosaviatsiya mengumumkan bahwa banda sudah “dibebaskan” dari kerumunan massa yang mengamuk dan akan ditutup sampai 6 November.
Beberapa kanal lokal di Telegram menunjukkan foto-foto dan video puluhan orang menunggu di luar bandara untuk menyetop kendaraan.
Gubernur Dagestan berjanji mereka yang terlibat dalam insiden itu akan dikenai hukuman, dan Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu kemudian mengatakan bahwa 60 orang sudah ditangkap berkaitan dengan kerusuhan tersebut.
“Lebih dari 150 partisipan aktif dalam kerusuhan itu sudah diidentifikasi, 60 dari mereka sudah ditangkap,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan Senin dini hari (30/10/2023).
Aksi di bandara Dagestan itu, republik yang tergabung dalam federasi Rusia, mendorong Israel – yang sedang melancarkan serangan ke Gaza – meminta agar pemerintah Rusia melindungi warga Israel dan Yahudi.
Lewat Twitter (sekarang X), juru bicara National Security Council di Gedung Putih Adrienne Watson berkata, “Amerika Serikat mengutuk keras protes antisemitisme di Dagestan, Rusia.”
Gubernur Republik Dagestan Sergei Melikov, Sabtu malam, menulis pesan lewat Telegram, mengatakan, “Seluruh warga Dagestan berempati terhadap penderitaan para korban akibat tindakan orang-orang dan politisi yang biadab dan berdoa untuk perdamaian di Palestina.”
“Namun, apa yang terjadi di bandara kita sangat keterlaluan dan harus mendapat tindakan yang tepat dari penegak hukum. Ini akan dilakukan,” imbuhnya, menegaskan bahwa tindakan hukum akan diambil terhadap orang yang terlibat dalam insiden di bandara itu.
Pemerintah Dagestan meminta agar masyarakat tidak terprovokasi untuk “bertindak ilegal” dalam mengekspresikan kemarahan mereka terhadap pembantaian rakyat Palestina yang dilakukan oleh Israel.
Pada Ahad pagi, Akhmed Dudayev, menteri informasi negara tetangga Chechnya, lewat Telegram menyeru agar masyarakat tidak terpengaruh”provokasi” dan tetap tenang di tengah menegangnya situasi di kawasan Kaukasus.
Dagestan dan Chechnya berada di kawasan Kaukasus dan berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak Uni Soviet bubar kawasan itu rawan konflik bersenjata. Dagestan merupakan wilayah paling selatan dan salah satu wilayah termiskin di Federasi Rusia
Kantor berita Rusia RIA Novosti hari Ahad melapor bahwa sebuah pusat kegiatan Yahudi di di kota Nalchik di Kabardino-Balkaria, sebuah republik di kawasan Kaukasus Utara, dibakar orang.*