InfoMalangRaya.com – Gerakan boikot perusahaan, merek dan produk terkait “Israel” telah mendapat dukungan luas dan sukarela di kalangan masyarakat Turki terutama sejak pembantaian Zionis terhadap rakyat Palestina di Gaza, menurut sebuah survei konsumen baru-baru ini.
Temuan dari inisiatif penelitian komprehensif Areda Survey, yang melibatkan 1.752 peserta dari seluruh Turki – untuk mengukur partisipasi masyarakat Turki dalam memboikot produk “Israel” – mengungkapkan bahwa 60,3% orang setuju dengan seruan untuk memboikot produk yang berhubungan dengan “Israel”.
Survei yang dilakukan antara 28 November dan 1 Desember 2023 ini menggunakan teknik CAWI (Computer-Assisted Web Interviewing), sebuah metode penelitian kuantitatif yang memanfaatkan kekuatan survei online. Hasilnya tidak hanya menjelaskan sentimen yang lazim di Türkiye, tetapi juga mengungkap persepsi para partisipan mengenai sikap Amerika Serikat dan Eropa Barat terhadap hak asasi manusia.
“Sebagai perusahaan riset, kami sangat berhati-hati dalam menyikapi apa pun yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi agenda publik Turki secara langsung maupun tidak langsung. Data yang kami kumpulkan juga sangat penting dalam interpretasi sosiologis terhadap masyarakat dan peristiwa. Setelah Israel mengebom rumah sakit di Palestina, kami mengamati bahwa reaksi masyarakat Turki dan dunia meningkat baik di platform digital maupun di jalanan,” kata Yusuf Akin, manajer umum Areda Survey.
“Kami ingin menjawab pengamatan ini dengan penelitian opini publik kami. Sebagai hasil dari penelitian kami tentang pendudukan Israel di Gaza, kami melihat bahwa masyarakat Turki sangat mendukung rakyat Palestina,” tambahnya, melansir TRT World pada Selasa (16/01/2024).
Baca juga: Turki Boikot Forum Ekonomi Dunia yang Sebut Hamas sebagai Teroris
Di bidang advokasi hak asasi manusia, 86,6% responden dalam Areda Survey berpendapat bahwa Amerika dan Eropa memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada negara-negara lain, yang mencerminkan keyakinan bahwa dinamika geopolitik mempengaruhi wacana hak asasi manusia.
Sebaliknya, minoritas yang berbeda, yang terdiri dari 13,4%, berpendapat bahwa Amerika dan Eropa menunjukkan ketulusan dan konsistensi dalam pendekatan mereka terhadap isu-isu hak asasi manusia.
Seluk-beluk dinamika geopolitik, sentimen publik, dan upaya advokasi menyatu dalam penelitian ini, memberikan gambaran tentang perspektif bernuansa yang ada di masyarakat Turki, dan menggarisbawahi sifat beragam dari wacana seputar pendudukan Israel, dan tanggapan global yang ditimbulkannya.
Survei ini merupakan bukti kompleksitas yang melekat dalam menavigasi isu-isu yang memiliki signifikansi internasional, di mana berbagai sudut pandang bersinggungan dan berkontribusi dalam membentuk narasi yang lebih luas.
Survei ini menunjukkan bahwa ketertarikan masyarakat terhadap konflik meningkat setelah pengeboman Israel terhadap rumah sakit Al Shifa, dan pengeboman yang terus berlanjut terhadap tempat-tempat ibadah, sekolah dan daerah-daerah sipil.
Mayoritas rakyat Turki, yang sangat sensitif terhadap agresi tersebut, menginginkan resolusi dalam kerangka demokrasi yang mapan, dan kecewa ketika Amerika dan Eropa, yang selalu menyuarakan hak asasi manusia, tidak memberikan reaksi seperti yang diharapkan.
Oleh karena itu, masyarakat tertarik pada seruan global untuk memboikot produk-produk yang terkait dengan Israel. Seolah-olah para konsumen Turki berkata serempak: “Jika Anda ingin menjual sesuatu kepada saya di negara saya, di ekosistem saya, Anda harus menghormati nilai-nilai saya,” kata Akin.
Ketika komunitas internasional bergulat dengan keputusan masing-masing negara, dan dampaknya terhadap hak asasi manusia, survei ini menawarkan wawasan yang berharga tentang denyut nadi publik di Turki.
Para peserta, yang masing-masing merupakan bagian dari struktur opini publik, berkontribusi pada dialog yang lebih luas di panggung global, membentuk kontur diskusi yang melampaui batas-batas dan menantang status quo.
Penelitian ini menangkap momen tertentu dalam waktu tertentu, tetapi juga berfungsi sebagai penanda wacana yang sedang berlangsung, menawarkan wawasan ke dalam dinamika yang mendorong gerakan yang mengadvokasi keadilan, akuntabilitas, dan konsumsi yang beretika.*
Baca juga: Produk Lokal Alami Kenaikan sejak Ada Seruan Boikot ‘Israel’