InfoMalangRaya.com – Sebuah survei terbaru mengungkapkan mayoritas tentara penjajah ‘Israel’, baik reguler maupun cadangan, tidak lagi mau bertempur dan mendukung penghentian perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Menurut situs berita Israel, Walla, 73 persen tentara mendukung diakhirinya perang dan tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pertukaran tahanan.
Survei yang dilakukan oleh Agam Institute ini menemukan bahwa 40 persen tentara ‘Israel’ melaporkan penurunan motivasi mereka untuk melanjutkan pertempuran di Gaza. Lebih lanjut, 64 persen responden percaya bahwa perang tersebut dilancarkan untuk alasan politik.
Sentimen yang diungkapkan juga dirasakan oleh masyarakat ‘Israel’, dengan dua pertiga orang ‘Israel’ memandang perang tersebut bermotif politik. Sekitar 73,79 persen mendukung diakhirinya konflik dan negosiasi pertukaran tahanan.
Patut dicatat, bahkan di antara pemilih Likud, 54 persen mendukung diakhirinya perang sebagai bagian dari perjanjian pertukaran tahanan yang lebih luas. Likud adalah partai yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza telah mencapai tingkat krisis, diperparah oleh kelaparan parah akibat blokade tetap ‘Israel’ yang berkelanjutan sejak Oktober 2023. Penutupan total penyeberangan yang diberlakukan oleh ‘Israel’ sejak Maret 2025 telah sangat membatasi masuknya makanan dan obat-obatan, yang menyebabkan kelaparan yang meluas dan gejala malnutrisi parah yang nyata, terutama di kalangan anak-anak dan kelompok rentan.
Perang genosida ‘Israel’ di Gaza telah mengakibatkan lebih dari 210.000 warga Palestina terbunuh atau terluka, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 9.000 orang dilaporkan hilang. Selain itu, ratusan ribu orang telah mengungsi, dan kelaparan berkelanjutan telah mengakibatkan banyak korban jiwa, sementara seruan internasional untuk penghentian permusuhan sebagian besar diabaikan.*