Pengembangan Akses Transportasi Publik di Mega Kuningan
Direktur Utama PT Integrasi Transit Jakarta, Ferdiansyah Roestam, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang fokus pada pengembangan akses transportasi publik di kawasan Mega Kuningan. Saat ini, kawasan bisnis terbesar di Jakarta tersebut belum memiliki akses transportasi umum yang memadai.
Ferdi menjelaskan, rencana pengembangan ini didukung oleh Transjakarta dan akan menjadi feeder ke MRT di Bendungan Hilir serta LRT di Kuningan. Tujuannya adalah untuk memperkuat koneksi antara berbagai sistem transportasi umum di Jakarta.
Menurut Ferdi, pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (KBT) tidak harus berada di rute MRT. Fokus utamanya adalah pada titik simpul yang dapat mendukung peningkatan jumlah penumpang atau ridership.
Saat ini, terdapat enam titik KBT di Jakarta, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M, Istora, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Setiap lokasi memiliki tema panduan rancangan kota yang berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik masing-masing kawasan.
Tema KBT di Berbagai Lokasi
Di Blok M, tema yang diterapkan adalah “Green Creative Hub”. Ferdi menjelaskan bahwa identitas kreativitas Blok M yang sudah kuat diperkuat melalui pendekatan aktivitas di ruang terbuka hijau. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan sekaligus mendukung inovasi dan kreativitas.
Sementara itu, kawasan Fatmawati difokuskan pada dukungan layanan kesehatan. Konsep ini sejalan dengan perencanaan jangka panjang Pemerintah DKI Jakarta.
Pendekatan yang berbeda diterapkan di kawasan Dukuh Atas. Sebagai transit point yang dilalui sekitar 8-9 ribu orang setiap hari, pembangunan di Dukuh Atas fokus pada memfasilitasi pergerakan banyak orang secara efisien.
Ferdi menjelaskan, di Taman Martha Christina Tiahahu, anak-anak muda biasanya nongkrong dan mencari spot foto. Namun, di Dukuh Atas, orang-orang bergerak lebih cepat. Oleh karena itu, lokasi ini diatur agar bisa mendukung kecepatan gerak banyak orang.
Proyek Interkoneksi di Bundaran HI
Saat ini, PT ITJ masih mengembangkan proyek interkoneksi di Bundaran HI. Rencananya, akan ada pengembangan area bawah tanah, pelebaran dari stasiun MRT Bundaran HI dengan interkoneksi baru. Ada dua interkoneksi yang direncanakan, yaitu satu menuju Grand Hyatt dan satunya lagi menuju Wisma Nusantara.
Tantangan dalam Pengembangan KBT
Pengembangan KBT dimulai pada masa yang sangat menantang, yaitu saat pandemi Covid-19. Tahun berikutnya, kawasan ini juga dihantam oleh gejolak tahun politik, yang menyebabkan ketidakstabilan.
Ferdi menjelaskan bahwa tantangan utama bukanlah dari sisi rancang bangun kota, melainkan dari sisi fiskal. Bagaimana membangun kawasan tanpa membebani anggaran daerah, sekaligus tetap menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup.
Meskipun begitu, konsep KBT menarik minat banyak investor saat diperkenalkan di Jakarta Investment Festival. Ferdi menambahkan bahwa selama ini investor memiliki banyak ketertarikan, namun belum ada yang benar-benar menyalakan “tombol” untuk memulai proyek-proyek tersebut.