Oleh : Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Pada Khutbah Jumat kali ini, kita akan mengingat kembali hak kita terhadap Al Quran. Sehingga nantinya hal ini dapat membuat iman kita semakin kuat dengan membaca Al Quran.
Naskah Khutbah berjudul: Khutbah Jumat: Memenuhi Hak-Hak Al Quran Dalam Kehidupan
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ramadan yang tengah kita masuki sudah setengah perjalanan. Sejak awal malam Ramadan sebagian masjid dan mushala melaksanakan kegiatan berupa tadarus Alquran. Pagi dan malam lantunan firman Allah ﷻ mengalun lewat pengeras suara. Dibaca secara bergantian oleh muslimin dan muslimat secara terpisah. Sebuah tradisi yang baik dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik.
Syaikh Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam bukunya At-Tibyân fi Ulûm Al-Qur`ân mengutip ucapan Ibnu Taimiyah perihal kewajiban seorang Muslim terhadap Alquran.
Kata Ibnu Taimiyah: “Barangsiapa tidak membaca Alquran ia telah meninggalkan Alquran; barangsiapa membaca Alquran namun tidak merenungi kandungan-kandungan maknanya berarti ia juga telah meninggalkan Alquran; dan barangsiapa yang membaca Alquran serta merenunginya namun isinya tak ia amalkan sama saja ia telah meninggalkan Alquran.”
Ucapan tersebut mengajak kita untuk serius menjadikan Alquran sebagai pegangan kehidupan dalam hal apa saja. Alquran tidak boleh kita kenal hanya di bulan Ramadan namun dalam tiap langkah dan waktu.
Kesimpulan dari ungkapan tersebut ada tiga hal: membaca, merenungi atau memahami, dan mengamalkan. Mari kita rinci ketiga hal sebagai berikut.
Pertama, membaca Alquran. Tentu sangat sukar dipahami jika ada seorang muslim yang belum mampu membaca kitab suci ini, dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid.
Imam Nawawi mengatakan, “Membaca Alquran itu lebih utama dari membaca tasbih, takbir, dan zikir-zikir lainnya.” Pendapat ini selaras dengan bunyi hadits Nabi ﷺ :
فَضْلُ كَلامِ الله عَلى سَائِرِ الكَلامِ كَفَضلِ الله عَلى خَلْقِه
“Keutamaan firman Allah atas seluruh kalam, seperti keutamaan wujud Allah dibanding mahkluk-Nya.” (HR. Darimi).
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلامٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan bahwa ألم (alif laam mim) itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Turmudzi)
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا، لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا
“Siapa yang membaca Alquran dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, maka pada hari kiamat nanti, kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah kalian. Kalaulah hal itu terjadi pada diri kalian, bagaimana halnya dengan yang mengerjakannya.” (HR. Abu Dawud)
Seorang peneliti Muslim bernama Dr. Ahmad Al-Qadhi mengadakan penelitian di Florida, Amerika Serikat tentang pengaruh Alquran bagi orang yang mendengarkannya.
Penelitian dilakukan dengan membacakan potongan ayat Alquran kepada 3 kelompok, yaitu kelompok muslim yang bisa berbahasa Arab, kelompok muslim yang tidak bisa berbahasa Arab, dan kelompok nonmuslim yang tidak bisa berbahasa Arab.
Dari hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hanya dengan mendengarkan bacaan Alquran, ketiga kelompok tersebut mampu merasakan perubahan psikologis yang besar, seperti penurunan depresi, kesedihan, bahkan dapat memperoleh ketenangan dan lebih kuat dalam menghadapi berbagai macam penyakit.
Dalam penelitian lain yang dilakukan Muhammad Salim dan dipublikasikan di Universitas Boston, menyebutkan pengaruh bacaan Alquran terhadap kebahagiaan seseorang.
Muhammad Salim menggunakan 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkan adalah Alquran.
Penelitian dilakukan sebanyak 210 kali yang terbagi menjadi 2 sesi, yaitu membacakan Alquran secara tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Alquran.
Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Alquran dan mendapatkan ketenangan 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Alquran.
Jika lewat mendengarkan bacaan Alquran bisa mengirim pesan kebahagiaan, ketenangan, dan kesejukan dalam jiwa, apalagi jika kita rutin menjadi orang yang membacanya setiap hari.
Kaum Muslimin yang Berbahagia
Kedua, merenungi makna dan isi kandungan Alquran. Saat kita telah mampu membaca Alquran, maka di tingkat selanjutnya adalah memahami dengan sebaik-baiknya. Upaya memahami ini penting ditekankan supaya ia menjadi sumber utama dalam mengambil kebijakan di segala situasi. Allah ﷻ berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَآ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).
Ayat ini menjadi sindiran kepada kita, apakah hati telah begitu mengeras, tertutup oleh kepongahan sehingga enggan dan tidak mau berusaha untuk merenungi kandungannya, saling menyuruh dalam kebaikan dan mencegah dari kemunkaran seperti yang tertera di dalam Alquran.
Dengan merenunginya, kita dapat mengenal kebenaran lalu kita ikuti dan mengetahui kebatilan lantas menjauhinya. Dengan memahaminya, kita dapat mengetahui mana kesesatan dan petunjuk yang benar
Jemaah Salat Jumat yang Dirahmati Allah
Ketiga, mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Belum cukup kemampuan memahami tanpa dibarengi usaha pengamalan. Sebagai kitab Allah ﷻ, Alquran wajib diamalkan di tiap rumah, kantor, tempat pendidikan, dan di semua lingkup kehidupan kita.
Kita harus berusaha mengamalkan ajaran dan hukumnya. Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ يَقُومُ بِهِ أَنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ يُحِلُّ حَلَالَهُ وَيُحَرِّمُ حَرَامَهُ حَرَّمَ اللَّهُ لَحْمَهُ وَدَمَهُ عَلَى النَّارِ، وَجَعَلَهُ رَفِيقَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كَانَ الْقُرْآنُ لَهُ حُجَّةً
“Siapa yang membaca Alquran, di mana ia membacanya pada waktu salat di tengah malam dan siang hari, ia menghalalkan halalnya dan mengharamkan haramnya, maka Allah haramkan daging dan darahnya terkena api neraka, serta menjadikannya teman pendamping para malaikat yang mulia dan baik, kelak pada Hari Kiamat Alquran akan menjadi hujjah (pembela) untuknya.” (HR. Thabrani)
Pertanyaannya sekarang adalah, kapan kita akan mengamalkan Alquran jika kita tidak memahami dan merenungi kandungannya, dan kapan kita akan memahaminya sementara masih banyak di antara diri kita yang belum mampu atau tidak mau membaca Alquran dengan baik dan benar?
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ