Menderita PTSD, Bekas Tentara ‘Israel’ Ditemukan Tergeletak Sambil Meneriakkan Takbir

InfoMalangRaya.com – Pasukan ‘Israel’ menemukan seorang bekas tentara zionis yang tergeletak sambil meneriakkan takbir di perbatasan Gaza pada Selasa.

Awalnya mereka mengira bahwa dia merupakan warga Palestina yang berupaya memasuki wilayah jajahan ‘Israel’ lantaran ia meneriakkan “Allahu Akbar”. Menduga dia menggunakan rompi peledak, pasukan ‘Israel’ kemudian menembak kaki pria itu.

Pria tersebut dievakuasi ke Rumah Sakit Barzilai di Ashkelon untuk menjalani perawatan atas luka-luka yang dideritanya akibat tembakan.

Di rumah sakit itulah identitas pria tersebut diketahui. Ynet melaporkan bahwa ia merupakan seorang bekas tentara ‘Israel’ yang menderita gangguan stres pasca trauma (PTSD) dan telah mencoba untuk bunuh diri.

Salah satu detail penting adalah bahwa tidak ada seorang pun yang melihat pria tersebut mendekati perbatasan dari sisi Gaza, yang mengindikasikan kemungkinan bahwa ia mendekat dari sisi wilayah penjajahan ‘Israel’.

PTSD di kalangan pemukim ilegal ‘Israel’

Sejak 7 Oktober, tingkat PTSD di antara tentara ‘Israel yang pulang dari Gaza cukup tinggi, menurut laporan selama 15 bulan terakhir.

Pada Januari 2024, Walla melaporkan bahwa 1.600 tentara zionis telah menunjukkan gejala PTSD yang berkaitan dengan pertempuran sejak dimulainya perang. Dari jumlah itu, 76% di antaranya kembali ke tugas tempur setelah menerima perawatan dari petugas kesehatan mental yang melekat pada unit mereka yang ditempatkan di dekat zona tempur.

Beberapa tentara bahkan sampai mengakhiri hidup mereka sendiri, seperti kasus tragis Eliran Mizrahi, seorang ayah empat anak berusia 40 tahun, yang berjuang melawan PTSD selama enam bulan setelah kembali dari Gaza dan tewas bunuh diri tak lama sebelum ia seharusnya ditugaskan kembali.

“Dia keluar dari Gaza, tapi Gaza tidak bisa keluar darinya. Dan dia meninggal setelah itu, karena trauma,” kata ibunya, Jenny Mizrahi, kepada CNN.

Peningkatan angka pasca trauma tidak hanya terjadi pada tentara; baru saja pagi ini, Pengawas Keuangan Negara Matanyahu Englman merilis sebuah laporan yang menyatakan bahwa sekitar tiga juta pemukim ‘Israel’ mungkin menderita gejala PTSD, depresi, atau kecemasan setelah aksi perlawanan Palestina pada 7 Oktober.

Sekitar 38% dari mereka yang disurvei melaporkan setidaknya satu gejala gangguan stres pascatrauma, menurut laporan tersebut. Dari 38% tersebut, 16% mengatakan bahwa mereka memiliki tingkat gejala yang parah. Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa 32% responden melaporkan adanya tanda-tanda depresi, dan 21% melaporkan adanya kecemasan.

“Mereka tidak mendapatkan perawatan kesehatan mental yang sangat mereka butuhkan. Tidak mungkin Anda harus menunggu setengah tahun dalam antrean untuk mendapatkan perawatan dari psikiater melalui dana kesehatan,” tambahnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *