Barcelona dan Kemitraan dengan Republik Demokratik Kongo
Barcelona, salah satu klub sepak bola terbesar di dunia, baru saja mengumumkan sebuah perjanjian sponsor yang cukup menarik perhatian. Dalam kesepakatan ini, klub asal Spanyol tersebut akan bekerja sama dengan Republik Demokratik Kongo (RD Kongo) selama empat tahun. Diperkirakan, kemitraan ini akan memberikan pendapatan sebesar 44 juta euro atau setara dengan Rp 835,21 miliar bagi Barcelona.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, Barcelona akan memasang slogan “RD Congo – Coeur d’Afrique” di bagian belakang seragam latihan mereka. Jika diterjemahkan, artinya adalah “DR Congo – Jantung Afrika”. Slogan ini akan berlaku hingga musim 2029 mendatang.
Dalam kerja sama ini, Barcelona juga berkomitmen untuk mempromosikan olahraga, budaya, dan perdamaian di RD Kongo. Mereka berjanji untuk membawa nilai-nilai dan model Barcelona kepada para atlet muda di negara tersebut. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah pengembangan program dan kamp olahraga yang mencakup sepak bola, bola basket, bola tangan, futsal, dan hoki.
Kongo sebagai Negara Afrika yang Berinvestasi dalam Sepak Bola
RD Kongo menjadi salah satu negara Afrika yang secara aktif menggelontorkan dana besar untuk beriklan di sepak bola Eropa. Sebelumnya, kampanye Visit Rwanda juga telah hadir dalam jersey beberapa klub besar seperti Arsenal, PSG, dan Bayern Munich. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak negara-negara Afrika yang mulai melihat potensi besar dari olahraga sepak bola sebagai media promosi dan investasi.
Respons Positif dan Kritik yang Muncul
Kabar tentang kemitraan Barcelona dengan RD Kongo disambut positif oleh banyak penggemar klub. Mereka berharap bahwa kolaborasi ini dapat membantu Barcelona mengatasi masalah keuangan mereka. Klub ini tengah berusaha meningkatkan batas gaji agar bisa kembali meraih keuntungan dan menjaga reputasi mereka di tingkat internasional.
Namun, tidak semua pihak menyambut baik kemitraan ini. Salah satu kritik datang dari Pemerintah Swedia. Menurut laporan Football Espana, Swedia adalah salah satu negara yang memberikan bantuan ke RD Kongo. Benjamin Dousa, Menteri Kerjasama Pembangunan Internasional dan Perdagangan Luar Negeri Swedia, menyampaikan kekhawatiran terkait penggunaan dana bantuan Swedia.
“Saya ingin menekankan bahwa tidak satu sen pun dari Swedia boleh dibelanjakan untuk prioritas-prioritas ini. Bantuan kami dialokasikan untuk paket makanan, vaksin, dan buku. Kami berharap dana Swedia tidak akan digunakan untuk membiayai prioritas seperti kemitraan dengan Barcelona,” ujar Dousa.
Masalah Korupsi dan Hak Asasi Manusia di RD Kongo
Laporan dari media Spanyol juga menyoroti kondisi ekonomi dan sosial di RD Kongo. Diketahui bahwa 73 persen penduduk negara ini hidup dalam kemiskinan. Selain itu, RD Kongo menempati peringkat ke-163 dari 180 negara dalam indeks korupsi.
Amnesty International juga telah menyuarakan keprihatinan atas situasi hak asasi manusia di RD Kongo. Mereka menilai bahwa kondisi tersebut bertentangan dengan nilai-nilai yang diusung oleh Barcelona, yaitu “Lebih dari Sekadar Klub”, serta dukungan mereka terhadap komunitas LGBTQIA+. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah kemitraan ini benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip yang dipegang oleh klub sepak bola ternama tersebut.