Desa Balesari: Simfoni Budaya yang Masih Hidup
Desa Balesari, yang terletak di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, adalah sebuah tempat yang penuh dengan sejarah dan kearifan lokal. Berjalan di sana seperti membuka lembaran sejarah yang masih bernapas, di mana seni, adat, dan tradisi berpadu dalam harmoni. Dikelilingi oleh kaki Gunung Kawi yang sejuk dan subur, Balesari tidak hanya menawarkan pemandangan yang memanjakan mata, tetapi juga menyimpan beragam tradisi yang hidup dan berkembang di tengah masyarakatnya.
Masyarakat Balesari dikenal memiliki rasa gotong royong yang kuat, yang tercermin dalam setiap kegiatan budaya yang melibatkan hampir seluruh lapisan warga, dari anak-anak hingga orang tua. Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, upaya pelestarian ini menjadi bentuk nyata komitmen warga dalam menjaga jati diri dan identitas desa. Balesari kini tidak hanya menjadi ruang hidup bagi warganya, tetapi juga destinasi bagi para pecinta budaya yang ingin menyaksikan langsung kekayaan tradisi dan kearifan lokal khas Malang.
Tradisi dan Kesenian Budaya yang Menarik
Balesari memiliki beberapa tradisi dan kesenian yang cukup menarik untuk diketahui:
-
Bersih Dusun & Sedekah Bumi
Merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan sebagai wujud syukur atas hasil panen dan rezeki yang melimpah, serta memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Warga membuat gunungan dari hasil bumi dan di belakang arak-arakan, terdapat koor yang melantunkan pujian-pujian kepada Tuhan. -
Nyadran
Memberikan sesaji kepada leluhur di beberapa tempat, misal seperti Sumber Jodoh, jembatan, dll. Dari cerita nenek moyang yang ada, diberikan sesaji karena di tempat itu dibangun jalan, tapi sering terjadi longsor. Dalam bahasa ghaibnya adalah meminta “upah” hingga akhirnya diadakan perayaan yang disebut “Tayub”. -
Bari’an
Syukuran yang diadakan di perempatan jalan desa setiap bulan Safar, dengan tujuan menolak bala. Selain itu, Bari’an juga menjadi momen kebersamaan untuk memohon kepada Tuhan agar kehidupan masyarakat senantiasa tentram, damai, dan terjaga dari segala bentuk ancaman. -
Suroan
Malam 1 Suro di Desa Balesari diadakan di Kraton Gunung Kawi, yang di mana juga merupakan perayaan puncak. Masyarakat sekitar dan pengunjung dari berbagai daerah akan berkumpul untuk mengikuti atau hanya sekadar menyaksikan ritual ini, dengan tujuan untuk mencari keberkahan dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa serta leluhur. -
Tari Eyang Putri
Asal-usul tarian ini adalah terdapat kerabat Keraton Yogyakarta yang datang dan kemudian dimakamkan di Desa Balesari. Tarian ini menceritakan perjalanan Eyang Putri dari Keraton Yogyakarta saat jalan di desa ini masih angker. Menggambarkan halangan dan rintangan saat diganggu oleh makhluk halus yang dilawan oleh prajurit putri yang menemani Eyang Putri. -
Tari Misoyo Mino
Tarian ini berarti “mencari ikan”. Mengangkat kisah terdahulu Sumber Jodoh, salah satu sumber mata air yang terletak di Desa Balesari saat dulu alirannya masih besar dan deras. Anak-anak kecil biasanya datang dan bermain di sana, mencari ikan, udang, dan kepiting kecil. Tarian ini dikhususkan untuk anak-anak. -
Tari Gardhana
Tarian yang menceritakan Kameswara, asal usul Kraton Gunung Kawi. Mengisahkan perjalanan Kameswara menuju Kraton Gunung Kawi hingga bersemedi dan menyucikan diri di sana. Dalam tariannya, terdapat prajurit berkuda yang ditarikan dengan kuda lumping. -
Tari Tirta Kahuripan
Merupakan tari kreasi yang menceritakan dahulu kala saat nenek moyang berkelana dan menemukan sumber mata air yang digunakan untuk mandi. Kemudian, terdapat beberapa orang yang berziarah dan sakit mendadak. Lalu kemudian, diminumkan air dari mata air Sumber Kahuripan ini dan akhirnya sehat kembali.
Kekayaan budaya yang dimiliki Desa Balesari saat ini bukan hanya menjadi identitas bagi masyarakat setempat, tetapi juga warisan berharga yang layak dijaga untuk generasi mendatang. Di tengah derasnya perubahan zaman, komitmen warga untuk mempertahankan tradisi menjadi teladan bahwa kemajuan tidak harus menghapus nilai-nilai leluhur. Dengan keindahan alam yang berpadu harmonis dengan kehidupan budaya, Balesari tidak sekadar menjadi tempat tinggal, melainkan juga ruang belajar dan apresiasi bagi siapa saja yang ingin memahami makna sejati kearifan lokal.