Kreativitas Warga Kota Malang dalam Merayakan Budaya Lokal
Kota Malang dikenal tidak hanya sebagai kota pendidikan, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan inovasi. Hal ini terlihat dari berbagai acara yang digelar oleh warga setempat, salah satunya adalah pagelaran bertajuk Semar Tempoe Doeloe Jilid 2 yang diadakan di Jalan Teluk Pelabuhan Ratu RT 06 RW 02, Kelurahan Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Acara yang digelar pada Senin (21/7/2025) ini dibuka langsung oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Antusiasme warga sudah terasa sejak sore hari, dengan jumlah peserta yang cukup besar. Lebih dari 100 stan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) turut serta dalam acara tahunan ini.
Momen Budaya yang Menggugah Nostalgia
Di depan gapura gang Semar di RT 6, suasana jadul langsung terasa. Banyak warga yang hadir mengenakan busana tradisional seperti jarik, kebaya, hingga baju adat Malangan. Tidak hanya pakaian, para pengunjung juga bisa menikmati berbagai jajanan khas jaman dulu seperti tiwul, nasi jagung, lupis, bikang, kelepon, dan gulali jadul.
Nabila Intan (25), salah satu warga yang berjualan kelepon, mengungkapkan rasa senangnya. Ia mengatakan bahwa acara ini sangat menarik dan membawa kenangan masa lalu. “Sangat senang sih, Mas, ada event seperti ini. Tahun lalu juga ikut jualan,” ujarnya. Nabila menambahkan bahwa dagangannya laris manis dan bahkan Pak Wali membelinya.
Perluasan Ruang dan Peningkatan Pengalaman
Kampung Semar Tempoe Doloe yang diresmikan oleh Wahyu Hidayat saat menjabat sebagai Pj pada 13 Mei 2024 lalu, akan menerima warga selama satu minggu ke depan, yakni mulai 21-27 Juli 2025. Acara ini lebih luas dibanding tahun sebelumnya karena masuk ke dalam Gang Semar.
Ketua RW 2 Kelurahan Arjosari, Ibnu Taufiq, menjelaskan bahwa ada sejumlah spot foto yang tersedia untuk warga dan tamu yang datang. Hal ini memberikan pengalaman baru bagi pengunjung untuk merekam momen-momen spesial mereka di tengah suasana budaya yang kental.
Apresiasi dari Wali Kota Malang
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang digelar oleh warga. Ia mengatakan bahwa kegiatan Kampung Semar Tempoe Doloe merupakan bentuk kepedulian warga terhadap budaya lokal. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa makanan yang disajikan sangat enak dan membuatnya terkesan.
“Enak-enak ini, banyak makanan jadul,” tambahnya sambil menikmati berbagai hidangan yang tersedia di stand UMKM.
Kesimpulan
Kampung Semar Tempoe Doeloe Jilid 2 menjadi bukti nyata bahwa warga Kota Malang memiliki semangat tinggi dalam melestarikan budaya lokal. Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan ekonomi warga melalui UMKM. Dengan perluasan ruang dan peningkatan pengalaman, acara ini diharapkan dapat menjadi contoh lain dari inovasi yang dilakukan oleh masyarakat setempat.







