InfoMalangRaya.com – Militer “Israel” mulai menskorsing para tentara cadangannya yang menolak berperang, menurut surat kabar Haaretz pada Selasa (15/10/2024).
Haaretz melaporkan sekitar 130 tentara cadangan “Israel” pada pekan lalu menandatangani petisi yang menyatakan menolak bertugas jika pemerintah tidak berupaya mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina.
Sejumlah tentara cadangan “Israel” mengatakan mereka mulai mendapatkan tekanan saat nama mereka diketahui muncul di petisi tersebut. Tekanan bervariasi dari telepon “ancaman”, “teguran panjang” dari komandan brigade hingga hukuman skors.
“Saya ingin memberi tahu Anda bahwa tentara memandang penggunaan tugas cadangan militer dengan sangat serius ketika Anda terlibat dalam petisi semacam itu… Kami akan kesulitan memanggil siapa pun yang menandatangani petisi ini di masa depan,” tegur seorang komandan kepada Max Kresch, salah satu dari 64 prajurit yang menandatangani petisi dengan nama lengkap mereka.
Sementara Kresch mengatakan dia mengaku akan sulit berada menjadi tentara cadangan Israel “karena krisis kepercayaan yang dalam.”
Surat kabar Haaretz pertama kali melaporkan petisi para prajurit cadangan itu pada tanggal 9 Oktober. Petisi tersebut menekankan bahwa melanjutkan perang akan membahayakan para tawanan dan menunda kemungkinan pembebasan mereka, sekaligus mencatat bahwa lebih banyak orang yang terbunuh oleh serangan udara “Israel” daripada yang berhasil diselamatkan dalam operasi militer.
“Kami, yang bertugas dan telah mengabdi dengan penuh dedikasi dan mempertaruhkan nyawa, dengan ini mengumumkan bahwa jika pemerintah tidak segera mengubah tujuan dan mengupayakan kesepakatan untuk membawa pulang para sandera, kami tidak akan bisa terus bertugas. Bagi sebagian dari kami, garis merah telah dilewati,” bunyi petisi tersebut.
Zionis telah membunuh sejumlah tawanan “Israel”, yang ditahan Hamas, dalam serangan udara di Jalur Gaza sejak dimulainya perang pada Oktober tahun lalu.*
Leave a Comment
Leave a Comment