Menolak Gencatan Senjata, Menteri Keuangan ‘Israel’ Ancam Gulingkan Pemerintahan

InfoMalangRaya.com – Politisi sayap kanan yang juga Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, pada hari Minggu mengancam akan menggulingkan pemerintah jika tidak menduduki Jalur Gaza dan mengecam gencatan senjata, kantor berita Anadolu melaporkan.

Menteri ekstremis itu menyebut kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai “kesalahan yang sangat serius” dan “menyerah pada Hamas.”

Gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tawanan mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat pada Ahad setelah tertunda beberapa jam akibat sedikit perselisihan antara ‘Israel’ dan Hamas. Pembebasan tersebut awalnya dijadwalkan pada pukul 8.30 pagi waktu setempat.

Israel “harus menduduki Gaza dan membentuk pemerintahan militer sementara karena tidak ada cara lain untuk mengalahkan Hamas,” kata Smotrich kepada Radio Angkatan Darat.

“Saya akan menggulingkan pemerintah jika mereka tidak kembali berperang dengan cara yang [membuat kami] mengambil alih seluruh Jalur Gaza dan memerintahnya,” imbuhya.

Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir mengumumkan penarikan partainya dari koalisi yang berkuasa setelah gencatan senjata Gaza.

Setelah penarikan partai Ben-Gvir, koalisi yang berkuasa masih bertahan dengan 62 kursi parlemen di Knesset yang memiliki 120 kursi.

Pada hari Sabtu, 24 menteri di pemerintahan menyetujui gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan sementara delapan menteri menolaknya.

Penjajah ‘Israel’ telah menewaskan hampir 47.000 orang di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang merenggut 1.200 nyawa dan sekitar 250 orang disandera.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkapkan bahwa helikopter dan tank-tank tentara zionis telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh ‘Israel’ sebagai korban tewas oleh kelompok perlawanan Palestina.

Pada tahap pertama, akan ada gencatan senjata selama enam minggu, pasukan ‘Israel’ akan menarik diri dari daerah-daerah berpenduduk di Gaza, dan 33 dari sekitar 98 sandera yang tersisa akan dibebaskan dengan ditukar sejumlah tahanan Palestina.

Fase kedua melibatkan pembebasan sandera yang tersisa dan pasukan ‘Israel’ akan sepenuhnya mundur dari Gaza.

Pada tahap terakhir, jenazah para sandera yang meninggal akan dikembalikan kepada keluarga mereka, dan rencana rekonstruksi besar-besaran untuk Gaza akan dimulai.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *