Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot
    71504 DE 4 C5 AE 465 F 8221 CBF 3038 A1147 4415b93952 - Info Malang Raya

    Daftar Sayuran dengan Kandungan Pestisida Tertinggi, Waspadai Risiko bagi Kesehatan

    17 Oktober 2025
    AA1OpanP - Info Malang Raya

    Bareskrim Asistensi Kasus Kematian Terapis Spa di Pejaten

    17 Oktober 2025
    AA1ENttS - Info Malang Raya

    Jadwal Acara Indosiar Hari Ini, Selasa 14 Oktober 2025, Jam Tayang Mega Film Asia, D Academy 7 Top 10

    17 Oktober 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Daftar Sayuran dengan Kandungan Pestisida Tertinggi, Waspadai Risiko bagi Kesehatan
    • Bareskrim Asistensi Kasus Kematian Terapis Spa di Pejaten
    • Jadwal Acara Indosiar Hari Ini, Selasa 14 Oktober 2025, Jam Tayang Mega Film Asia, D Academy 7 Top 10
    • Kronologi Suami di Minahasa Aniaya Istri Hingga Babak Belur,Pelaku Telah Ditangkap Polisi
    • Kolaborasi! PWI, SMSI dan Penggiat Lingkungan Siap Lanjutkan Penanaman Pohon dalam Rangka HMPI 2025
    • Ngaku Staf DPR, Pria Ini Tipu Korban Rp 750 Juta dengan Janji Masuk Polri Jalur Orang Dalam
    • Greenpeace Desak COP30 Lindungi Hutan untuk Perangi Perubahan Iklim
    • Daftar Nama 53 Korban Ponpes Al Khoziny yang Telah Teridentifikasi
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Beranda - MALANG RAYA - Menteri Agama Sesalkan Tayangan Trans7: Jangan Usik Pesantren, Mereka Penjaga Peradaban Bangsa
    MALANG RAYA

    Menteri Agama Sesalkan Tayangan Trans7: Jangan Usik Pesantren, Mereka Penjaga Peradaban Bangsa

    By admin17 Oktober 2025
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    d22c35df1da4 - Info Malang Raya

    InfoMalangRaya – Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA menegaskan agar publik, termasuk media, tidak sembarangan menyentuh ranah pesantren. Pernyataan itu disampaikan menanggapi kontroversi tayangan di salah satu program televisi Trans7 yang dianggap melecehkan pesantren dan kiai. “Kita sangat menyesalkan kejadian itu,” ujar Nasaruddin saat ditemui di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Rabu, (15/10/2025). 
    Baca Juga :
    Ramai Dibicarakan Usai Kontroversi Trans7, Ternyata Begini Asal-Usul Pesantren di Indonesia

    Ia menyebut pihak penyelenggara program telah datang langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, untuk meminta maaf secara terbuka. Bahkan, permintaan maaf itu dilakukan dua kali. “Pimpinannya datang langsung dan menyampaikan bahwa itu benar-benar di luar kendali mereka. Pihak TV juga sudah mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang terlibat,” tambahnya. Namun bagi Nasaruddin, persoalan ini tak bisa dianggap sepele. Ia mengingatkan bahwa pondok pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan laboratorium moral dan peradaban bangsa. “Pesantren sudah lebih dari 300 tahun mengabdikan diri tanpa pamrih untuk menciptakan masyarakat yang beradab. Mereka tak pernah menuntut imbalan, padahal selama ini hidup mandiri tanpa sokongan besar dari negara,” ujarnya. Menurutnya, apa yang dilakukan pesantren selama ratusan tahun merupakan fondasi yang menjaga Indonesia tetap berjiwa. “Pesantren itu tempat lahirnya nilai-nilai kemanusiaan, adab, dan keadilan. Mereka mengajarkan kesantunan, bukan keserampangan,” kata Nasaruddin. Ia menegaskan, mengusik pesantren sama saja dengan mengganggu jantung peradaban bangsa. Lebih jauh, Nasaruddin menyoroti pentingnya menghormati peran pesantren dalam membentuk wajah Indonesia yang damai dan berkarakter. “Kita harus berterima kasih. Tanpa pesantren, belum tentu Indonesia merdeka. Tanpa pesantren, mungkin kita tak akan punya masyarakat seberadab ini,” tuturnya dengan penekanan penuh makna. Menag pun berharap kasus serupa tidak terulang lagi di masa mendatang. Ia mengajak semua pihak, terutama media, untuk lebih sensitif dan memahami nilai yang dijaga oleh pesantren. “Jangan jadikan pesantren sebagai objek sensasi. Jadikan mereka sumber inspirasi, karena dari pesantrenlah lahir ketenangan publik dan peradaban bangsa,” tegasnya. Sebelum mengakhiri pernyataannya, Nasaruddin kembali menekankan bahwa pesantren adalah benteng moral bangsa yang tak boleh disentuh dengan sembarangan. “Mari kita belajar berterima kasih. Hargai jasa pesantren, hargai para kiai. Karena dari merekalah lahir keadaan publik yang beradab,” pungkasnya. Untuk diketahui sebelumnya, salah satu stasiun televisi nasional, TRANS7, tengah menuai kritik publik setelah programnya Xpose Uncensored menayangkan segmen yang dinilai menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur, beserta pengasuhnya, KH. Anwar Manshur.
    Baca Juga :
    Minimarket Tanpa Izin di Lowokwaru Disorot Dewan, Satpol PP: Kami Sudah Panggil Pengelola

    Segmen yang tayang pada 13 Oktober 2025 itu langsung memantik reaksi keras, bukan hanya dari kalangan Lirboyo, tetapi juga dari masyarakat luas, terutama para santri yang merasa harga diri mereka direndahkan. Gelombang kekecewaan tersebut bahkan menjalar ke media sosial dengan munculnya tagar #BoikotTRANS7, yang menjadi trending dan ramai diperbincangkan. Pemicu kemarahan itu adalah salah satu episode yang memuat judul bernada provokatif: “Santrinya Minum Susu Aja Kudu Jongkok, Emang Gini Kehidupan Pondok?”. Terlebih lagi narasi dari narator juga menyudutkan ponpes ke arah negatif.Kalimat tersebut dianggap tidak pantas dan menampilkan citra keliru tentang kehidupan pesantren. “Ketemu kiai nya masih ngesot dan cium tangan. Dan ternyata yang ngesot itulah yang ngasih amplop. Netizen curiga bahwa bisa jadi inilah kenapa sebagian kiai makin kaya raya,” ucap narator dari tayangan tersebut. Beragam pihak menilai tayangan itu telah melampaui batas etika jurnalistik dan menyerempet pada pelecehan terhadap kiai serta lembaga pendidikan pesantren. Gaya penyajiannya dianggap menstigma kehidupan santri dan berpotensi memunculkan persepsi negatif di tengah masyarakat.

    Jumlah Pembaca: 13

    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    20b3252fcb1f - Info Malang Raya

    Geger Tayangan Trans7, Tokoh PKB Hikmah Bafaqih: Hanya Pesantren yang Bisa Selamatkan Moral Bangsa

    16 Oktober 2025
    249c98caef82 - Info Malang Raya

    Setelah 7 Tahun, Kesenian Tradisional Sanduk Kota Batu Akhirnya Ditetapkan Sebagai WBTB

    16 Oktober 2025
    033f9cfa624b - Info Malang Raya

    Jombang dan Ngawi Alami Suhu Terpanas di Jatim!

    15 Oktober 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER
    FB IMG 1748085073108 - Info Malang Raya

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20253
    IMG 20241030 WA0003 - Info Malang Raya

    Asmara Terlarang Berujung Maut di Homestay: Istri Kepergok Suami Bersama Pria Lain

    30 Oktober 202414
    info malang raya - Info Malang Raya

    Skandal Korupsi Rel Kereta Api: Pejabat BPK Terlibat Suap Manipulasi Audit Proyek Jalur Kereta”

    16 November 20242
    info malang raya 1 - Info Malang Raya

    Hisap Kelamin Pacar Pria di Mobil Berujung Menabrak Orang

    18 November 202442
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.