Kondisi Alun-Alun Pemalang yang Menimbulkan Kritik
Alun-Alun Pemalang, yang seharusnya menjadi ikon kota dan pusat kegiatan masyarakat, kini justru menjadi sumber kritik tajam. Kawasan ini dianggap tidak teratur, semrawut, dan mencoreng wajah kota. Hal ini memicu pertanyaan besar tentang sejauh mana keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga estetika ruang publik.
Kawasan kuliner di sekitar alun-alun dikeluhkan karena tidak tertata dengan baik. Gerobak dan lapak-lapak kuliner berdiri tanpa seragam, sehingga membuat kawasan tersebut lebih mirip pasar loak daripada ruang representatif sebuah kota. Bagi masyarakat lokal, kondisi ini sangat memalukan, sedangkan bagi pengunjung luar kota, hal ini menimbulkan kebingungan dan kekecewaan.
Seorang warga yang meminta identitasnya dirahasiakan mengungkapkan bahwa ketika orang dari luar kota datang, mereka merasa bingung. Mereka tidak bisa menikmati suasana, melainkan justru kewalahan mencari tempat duduk.
Para pedagang kuliner juga mengeluhkan ketidakjelasan tata kelola. Mereka berharap pemerintah dapat menghadirkan konsep Pujasera yang memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk duduk di mana saja tanpa terikat pada penjual tertentu. “Jika semua seragam dan tertib, pembeli akan senang, dan pedagang juga akan terbantu. Sekarang malah seolah dibiarkan semrawut,” ujar salah satu pelaku usaha kuliner.
Diskoperindag Kabupaten Pemalang sebelumnya telah menyalurkan bantuan gerobak dan cat seragam. Namun, langkah tersebut dinilai tidak cukup karena tidak diikuti oleh regulasi jelas dan pengawasan yang ketat. Tanpa perencanaan tata ruang yang menyeluruh, kebijakan tersebut justru terkesan hanya seremonial.
Alun-Alun Pemalang bukan hanya menjadi ruang publik lokal, tetapi juga menjadi gerbang utama yang menyambut tamu dari luar daerah. Kondisi kumuh dan semrawut dapat merusak citra kota serta mengurangi daya tarik wisata. Selain itu, estetika kota yang buruk bisa berdampak pada rendahnya minat investasi dan lemahnya geliat ekonomi kreatif.
Masyarakat menuntut pemerintah daerah untuk segera menyusun regulasi tegas, menata ulang kawasan dengan desain modern, serta menghadirkan fasilitas kuliner yang seragam dan representatif. Kolaborasi dengan para pedagang dianggap sebagai kunci agar kebijakan tidak hanya sekadar aturan di atas kertas.
“Jika pemerintah benar-benar serius, Alun-Alun Pemalang bisa menjadi ikon kuliner yang bersih, indah, dan membanggakan,” tegas salah seorang warga.