Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    1 Korban Tenggelamnya KMP Tunu Ditemukan, Kondisi Sulit Dikenali

    7 Juli 2025

    Joao Felix Akui Ingin Pulang ke Benfica

    7 Juli 2025

    Inisiatif Stop Killing Games telah mencapai tonggak utama, tetapi pertarungan baru saja dimulai

    7 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • 1 Korban Tenggelamnya KMP Tunu Ditemukan, Kondisi Sulit Dikenali
    • Joao Felix Akui Ingin Pulang ke Benfica
    • Inisiatif Stop Killing Games telah mencapai tonggak utama, tetapi pertarungan baru saja dimulai
    • Swiss Buka Kembali Kedutaan di Teheran
    • Temuan Mayat Saat Pencarian Kapal Tenggelam di Banyuwangi
    • Piala Presiden: Dua Wakil Indonesia Takluk
    • Pemkab Banyuwangi Siapkan Fasilitas Post Mortem Korban KMP Tunu Pratama Jaya
    • Partai Amerika yang diusulkan Elon Musk sudah menarik perhatian orang yang sangat kaya
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»“Mereka Memperlakukan Wanita Bak Ratu”
    INTERNASIONAL

    “Mereka Memperlakukan Wanita Bak Ratu”

    By admin26 Desember 2023
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Chen Almog Goldstein Agam tawanan asal Israel yang dibebaskan Hamas

    InfoMalangRaya.com—Seorang ibu dan anak perempuan asal ‘Israel’ yang dibebaskan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dari Gaza memiliki kesan positif dengan para pejuang pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha.
    Chen Goldstein-Almog (48), dan putrinya yang berusia 17 tahun, Agam Goldstein-Almog dalam sebuah wawancara dengan statisun TV Israel, Channel 12, mengatakan, bagaimana wanita diperlakukan penuh hormat di Gaza, termasuk para tawanan.

    Tawanan Israel Chen Almog Goldstein yg dibebaskan Hamas:Penjaga melindungi kami dari tembakan #Israel. Kami sangat penting bg mereka. “Kami menjagamu dan kami akan mati sebelum kamu mati,” kata pejuang.Chen: Pejuang #AlQasam memperlakukan wanita bak ratu, bukan seperti musuh pic.twitter.com/olsTwPF1rf— InfoMalangRaya.com (@hidcom) December 25, 2023

    Para pejuang yang menjaga mereka selama menjadi tawanan, tidak segan-segan menjaganya secara total, meski harus mengorbankan nyawa mereka sendiri.
    Chen menggambarkan kehidupan mereka selama 51 hari di tangan para pejuang Gaza, mencakup bom-bom mengerikan dari pesawat udara Israel.
    Chen menjadi tawanan pada tanggal 7 Oktober 2023, selama awal “Operasi Taufan Al-Aqsha”, bersama Agam (17), dan dua anak laki-lakinya; Gal (11), dan Tal (9). Mereka dibawah dari Kibbutz Kfar Aza dan dibebaskan akhir November berdasarkan kesepakatan gencatan senjata sementara.
    Berbicara kepada berita Channel 12 pada hari Jumat, sekitar tiga minggu setelah mereka dibebaskan, Chen dan Agam mengatakan mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk bertahan hidup.
    Kisah mereka tentang kehidupan mereka selama menjadi tawanan adalah salah satu yang paling rinci dan bernuansa yang pernah ada.
    Ia mengisahkan, keluarga beranggotakan enam orang itu berada di rumah pada pagi hari tanggal 7 Oktober, ketika para pejuang Hamas melancarkan serangan balasan terhadap komunitas Israel selatan Sabtu pagi, hari itu, di bawah naungan lebih dari 5000 roket.
    Chen mengatakan, mereka semua berada di ruang aman dan bersembunyi dalam ketakutan, ketika pejuang mulai masuk ke perumahan.
    Chen, Agam dan anak-anak dibawa keluar rumah Kibbutz Kfar Aza menuju Gaza, di antara sekitar 240 orang yang disandera hari itu dan ditahan di wilayah Palestina.
    Chen menggambarkan perjalanan mobil dari rumahnya ke Gaza memakan waktu selama tujuh menit. “Saya ingat raut wajah anak-anak saya.  Memikirkan apa yang terjadi di sana, di rumah, dan ke mana saya pergi, sungguh gila.”
    Selama perjalanan, para pejuang membawa mayat ke dalam kendaraan. Tidak jelas siapa mereka, namun Chen menduga kemungkinan besar mereka adalah mayat seorang pejuang yang gugur dalam serangan tersebut.
    Agam, yang mendampingi Chen saat wawancara mengatakan kepada ibunya saat di perjalanan menuju Gaza, ia sangat takut jika diperkosa atau dilecehkan. Pemerkosaan, katanya, adalah “hal yang saya takuti” dalam perjalanan menuju Gaza, meski hal itu tidak terbukti.
    Karena rasa khawatir ini, Agam meminta agar pejuang mengumpulkan dirinya dengan keluarganya secara bersama-sama. “Jagalah kami agar tetap bersama-sama karena kalian menangkap kami secara bersama-sama,” ujar Agam.
    “Tentu saja, “ kata seorang pejuang Palestina, dikutip kepada Channel 12.
    Dan yang mengejutkan, Agam mengira akan diborgol di sel penjara dan seolah hidup mereka akan berakhir, ternyata juga tidak terjadi.
    Dijaga 24 Jam
    Keluarga tersebut mengaku menghabiskan minggu pertama mereka di terowongan bersama tawanan lainnya tetapi kemudian dipindahkan ke sebuah apartemen. Mereka memiliki dua penjaga yang menjaga mereka 24 jam.
    Selama bulan pertama, ketika teroris “Israel” melancarkan agresinya terhadap Gaza, keluarga tersebut dipindahkan beberapa kali pada tengah malam. “Ada hari-hari ketika kami tidur dengan hijab, karena setiap kami bergerak, kami harus berpakaian,” katanya.
    Agam bahkan meminta agar mereka dipindahkan begitu serangan udara ‘Israel’ semakin dekat dan menakutkan. “Ada pemboman hebat dan seluruh tubuh saya mulai gemetar dan saya berkata kepada pejuang: ‘Kita harus pindah dari sini,’” katanya.
    “Ini ledakan yang gila, itu bersifat fisik,” kata Chen. “Ini adalah kepanikan, ketakutan, ini adalah sesuatu yang bersifat fisik yang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami kendalikan, dan kami tinggal di pinggiran Gaza, kami tahu seperti apa rasanya.”
    Ia mengatakan, para penjaga melindunginya dari tembakan dan bom ‘Israel’, seolah dirinya begitu penting. “Kami biasanya bertanya kepada penjaga, apakah mereka akan membunuh kami, dan jawaban mereka adalah “Kami (para pejuang, red)  akan mati sebelum kamu mati.”
    Mereka juga menggambarkan hari-hari di “tahanan”. Banyak anak-anak yang ditawan menyibukkan diri dengan menggambar, menulis, bermain, “kecuali kadang-kadang terjadi ledakan dan perkelahian di antara mereka,” yang kadang-kadang menyebabkan para penjaga meneriaki anak-anak laki-laki tersebut.
    Para pejuang terkadang berbicara dengan para tawanan. Mereka berbicara tentang “Gilad Shalit”, seorang tentara IDF yang ditawan pihak pejuang selama bertahun-tahun dan dibebaskan Hamas dengan pertukaran 1000 tahanan Palestina.
    Dalam diskusi itu para pejuang mengatakan butuh waktu 5 tahun sampai mereka melepaskan “Gilad Shalit’. “Anda tidak penting bagi negara (‘Israel’), yang penting (bagi mereka) adalah perang,” demikian kata penjaga, menyindir sikap pihak militer Zionis yang tak memedulikan nasib tawanan.
    “Dan saya harus mengatakan bahwa saya mempunyai ketakutan bahwa kami akan tinggal di sini selama beberapa tahun, mereka membicarakannya dengan mengatakan bahwa negara (“Israel”) tidak peduli dengan kami, “ ujar Chen.
    Kadang-kadang Chen masuk ke dalam rumah untuk menggerakkan tubuh. Melihat ini, para penjaga menawarinya, “Jika kami ingin pergi ke salon, beri tahu kami,” kata penjaga.
    Adu Panco
    Agam dan Chen bercerita terkadang para penjaga duduk dan memperhatikannya dari jauh, dan dirinya tidak pernah sendirian setiap saat. “Mereka akan tidur tidak jauh dengan kami. Saya takut tentara (Israel) akan datang kapan saja untuk mencoba menyelamatkan kami. Saya takut karena penjaga selalu dekat dengan kami,” katanya.
    Dalam wawancara itu, reporter Channel 12 bertanya, apakah ada kesempatan baginya berolah raga? Bahkan pernah para penjaga menantangnya bermain, namun tangan mereka dilapisi kain handuk.
    “Kenapa harus menggunakan handuk?, “ kata reporter Channel 12.
    “Karena mereka (pejuang) tidak boleh menyentuh kita, wanita bagi mereka, mahluk suci. Seorang wanita ibarat seorang ratu,” ujar Agam.
    Chen juga membahas dengan para penjaha tentang Agam dan bagaimana menjaganya.  Chen menjelaskan kepada bahwa terkadang ada persahabatan agar Agam bisa punya dan memiliki teman sebelum menikah.
    Bagi para pejuang, pernikahan adalah yang utama. Dalam obrolan itu, sempat para penjaga meledek Agam. “Iya, mereka pernah memberitahuku bahwa kami akan menikahkanku di Gaza. Kamu akan menikah di sini, kami akan mencarikanmu suami di Gaza,” katanya.
    Agam juga bercerita para penjaga memberinya nama yang indah saat di Gaza dalam sebuah nama Arab yang sangat indah. “Salsabil, ini artinya air, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, seperti air manis,” kata Agam.
    “Aku bilang padanya, kebetulan sekali namaku di Israel adalah “Ag” dan artinya danau.”
    Untuk mengatasi rasa bosan selama dalam tawanan, keluarga ini; Chen, Agam dan kedua anak laki-laki Chen, Jal (11 tahun) dan Tal (9 tahun) melakukan aktivitas menggambar dan menulis, bahkan bermain kartu.*

    Jumlah Pembaca: 163

    Bak memperlakukan mereka Ratu wanita
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Swiss Buka Kembali Kedutaan di Teheran

    7 Juli 2025

    Turki Kirim Pesawat Damkar ke Suriah untuk Padamkan Kebakaran di Sekitar Perbatasan

    6 Juli 2025

    “Keluarga Kunci Atasi Krisis Kemuliaan Manusia”

    6 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20240

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20250

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 202475

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.