Pengalaman Pribadi yang Membuat Michelle Ziudith dan Giorgino Abraham Dekat dengan Cerita Film
Pemeran utama film Jangan Panggil Mama Kafir, Michelle Ziudith dan Giorgino Abraham, mengungkapkan bahwa pengalaman pribadi mereka sangat mirip dengan kisah cinta lintas iman yang mereka perankan. Keduanya merasa sangat dekat dengan cerita dalam film hingga tidak memerlukan pendalaman karakter yang terlalu mendalam.
Mereka merasa cukup melihat kembali pengalaman dan kisah hidup masing-masing. Meski diwarnai perbedaan keyakinan, baik Michelle maupun Giorgino meyakini bahwa cinta dalam hubungan semacam itu justru menjadi bentuk cinta yang paling tulus dan besar.
Kisah yang Sama dengan Pengalaman Michelle Ziudith
Michelle Ziudith berbagi pengalamannya selama berperan sebagai Maria dalam film Jangan Panggil Mama Kafir. Ia menyebut tantangan terbesarnya bukan pada pendalaman karakter cinta lintas iman, tetapi bagaimana memerankan sosok ibu tunggal yang harus mendidik anak dalam nilai-nilai keagamaan yang sebenarnya tidak ia pahami.
Dalam cuplikan trailer, tergambar bagaimana Maria mengajarkan anaknya, Laila, untuk beribadah meski ia sendiri tidak bisa melakukannya. “Ibu itu baik banget tahu, dia ngajarin aku salat tapi ibu enggak bisa salat,” ujar Laila dalam salah satu dialog. Maria juga digambarkan ikut berpuasa bersama anaknya, meski seharusnya ia tidak menjalankan ibadah tersebut.
Bagi Michelle, tantangan itu lebih berat ketimbang membangun chemistry kisah cinta lintas iman. Sebab pengalaman pribadinya membuat ia sudah sangat dekat dengan cerita tersebut. Ia mengaku pernah menjalin hubungan lintas iman dengan mantan kekasihnya, hingga akhirnya berpisah karena perbedaan keyakinan.
“Kami berdua percaya pada akhirnya yang bisa menyelamatkan pernikahan adalah agama itu sendiri,” ujar Michelle dalam konferensi pers. Maka menurutnya, kalau belum satu keyakinan, tidak ada harapan untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius.
Michelle menambahkan, dirinya langsung menerima tawaran bermain di film ini tanpa pikir panjang. Salah satu alasannya adalah dialog “aku enggak mau pindah agama” yang terasa begitu dekat dengan pengalaman pribadinya. Michelle mengaku tidak perlu pendalaman khusus, cukup melihat ke pengalaman pribadinya saja.
Giorgino Abraham: Cinta Lintas Iman Justru Paling Tulus
Tidak hanya Michelle, lawan mainnya Giorgino Abraham juga merasa dekat dengan kisah yang diangkat film garapan Dyan Sunu Prastowo ini. Ia pun beberapa kali menjalin hubungan dengan pasangan yang berbeda keyakinan. Menurutnya, cinta lintas iman justru menghadirkan ketulusan yang berbeda.
“Justru menurutku yang seperti ini adalah cinta yang paling tulus,” ujarnya. Giorgino menilai ada pengorbanan dan toleransi tinggi dalam hubungan lintas iman, sesuatu yang juga menjadi inti cerita film Jangan Panggil Mama Kafir.
“Cinta itu lebih kuat dan lebih besar dari batasan-batasan yang ada,” ucapnya. Bagi Gio, film ini tidak sekadar menggambarkan konflik perbedaan keyakinan, tetapi juga tentang cinta yang tetap berusaha bertahan di tengah perbedaan besar dalam hidup.
Pengalaman Pribadi yang Memperkaya Peran Akting
Baik Michelle maupun Giorgino merasa bahwa pengalaman pribadi mereka memberikan wawasan yang lebih dalam dalam memainkan peran mereka. Mereka tidak perlu mencari referensi eksternal atau melakukan penelitian mendalam, karena kisah yang mereka bawakan sudah sangat dekat dengan kehidupan mereka sendiri.
Film ini tidak hanya menampilkan kisah cinta lintas iman, tetapi juga mengangkat isu penting tentang toleransi, pengorbanan, serta kesabaran dalam menjaga hubungan. Dengan narasi yang menggambarkan perjuangan antara cinta dan keyakinan, film ini diharapkan dapat memberikan pesan yang bermakna bagi para penonton.