Penjahat bersenjata buatan ‘Israel’ pimpinan Abu Shabab menjarah bantuan Gaza secara sistematis di bawah pengawasan penjajah, mengubah kemanusiaan menjadi senjata kelaparan dalam agenda pemindahan paksa Smotrich, inilah investigasi Eekad Facts
InfoMalangRaya.com | NEMER Abu Al-Hussein membuka kardus berlogo “WFP” (World Food Programme) sambil tertawa, mengacak-acak makanan kaleng di tengah reruntuhan. Tak jauh darinya, Karim Abboud bersandar pada senapan M16 di bak truk bantuan.
“Ini tahmin bass (cuma tepung), bro!” teriaknya. Adegan “pengamanan” yang justru mempertontonkan penjarahan sistematis — potret buram krisis kemanusiaan Gaza yang dijadikan alat perang.
Di tengah penderitaan yang tak terbayangkan di Gaza — di mana anak-anak menangis karena kelaparan, dan keluarga berebut sebutir roti untuk bertahan hidup — sebuah kejahatan mengerikan berlangsung, tersembunyi di balik jargon “pengamanan bantuan kemanusiaan.”
Temuan investigasi digital Eekad Facts membuka tabir gelap itu: hadirnya milisi bersenjata “Pasukan Populer” yang bukan saja memonopoli distribusi bantuan, tetapi juga menjadikannya alat politik, ancaman senjata, dan pemerasan terhadap penduduk yang sekarat karena lapar.
“Mereka mengubah bantuan jadi senjata kelaparan,” tegas laporan Eekad Facts, sebuah tim investigasi digital Palestina yang membongkar jaringan milisi Pasukan Populer — proxy ‘Israel’ berkedok “penjaga bantuan”.
EekadFacts adalah platform investigasi berbasis open-source intelligence (OSINT) asal Arab, yang didirikan sekitar tahun 2022 oleh sekelompok jurnalis independen dan pembela hak asasi manusia. Platform ini mengkhususkan diri dalam memverifikasi informasi, melacak akun media sosial, serta menganalisis data terbuka seperti citra satelit, rekaman video, dan postingan online untuk mengungkap fakta yang tersembunyi. Inilah temuan pentingnya;
Abu Shabab: Penjahat Bersenjata dan Agenda Politik
Pusat dari jejaring ini adalah Yasser Abu Shabab, mantan narapidana dengan rekam jejak kriminal mulai dari penyelundupan senjata hingga perdagangan narkotika.
Dalam wawancara dengan kanal Israel KAN pada 6 Juli 2026, Abu Shabab bahkan mengumumkan “kesiapannya memerintah Gaza jika Hamas berhasil ia tumbangkan” dan mengakui adanya koordinasi resmi dengan penjajah ‘Israel’ dalam penyaluran bantuan kemanusiaan.
“Kami siap mengatur wilayah ini, memastikan distribusi yang aman dan terarah,” katanya kala itu — pernyataan yang bagi publik Gaza terdengar seperti sinyal penyerahan kendali kemanusiaan kepada aktor bersenjata yang berafiliasi dengan pendudukan.
🔻وبمزيد من التتبع لأنشطة أبو شباب وميليشيته، وجدنا أن الحساب الرسمي للميليشيا “ياسر أبو شباب – القوات الشعبية” نشر أوائل يونيو الماضي، بيانًا ومقطع فيديو يدعو فيه “أبو شباب” سكان منطقة “شرق رفح” بالعودة إلى مواقعهم بعد نزوحهم منها.🔻وأوضح توفير الطعام والشراب في هذه المناطق،… pic.twitter.com/35gjY6VRDA— EekadFacts | إيكاد (@EekadFacts) July 24, 2025
Mekanisme Penjarahan dan Kendali Bantuan
Temuan Eekad menunjukkan milisi ini mengubah distribusi bantuan menjadi alat politik dan ekonomi, menutup akses publik dan hanya membagikan logistik di area yang mereka kendalikan dekat Koridor Morag di timur Rafah – wilayah yang sebelumnya disarankan pejabat Israel ekstremis Bezalel Smotrich untuk dijadikan pemukiman sementara warga Gaza yang terusir.
Sebuah memo internal PBB yang bocor ke Washington Post bahkan menyebut Abu Shabab sebagai “aktor utama di balik penjarahan 80 dari 100 truk bantuan pertama yang masuk Gaza pada Oktober 2024,” dengan empat sopir bantuan tewas akibat serangan bersenjata kelompoknya.
🔻ومن أبرز المقاطع التي نشرها أبو أنيس” كان فيديو في 5 ديسمبر أظهر استيلاء المسلحين على شاحنات المساعدات في شارع صلاح الدين وإنزال السائقين عنوة.🔻كما ظهر عطب بإحدى عجلات الشاحنات ربما عبر طلق نار ما أدى إلى توقفها وعدم قدرتها على عبور الطريق. 🔻وبتحليل موقع التقاط المقطع… pic.twitter.com/fnTLBQ2rZN— EekadFacts | إيكاد (@EekadFacts) July 24, 2025
Struktur Komando: Tiga Lapisan
Eekad juga berhasil memetakan struktur tiga lapisan kelompok ini:
Struktuk Puncak: Yasser Abu Shabab (mantan penyelundup senjata/narkoba) — kabur dari penjara Gaza setelah dibom Israel (Oktober 2023). “Pejabat Israel akui memasok senjata padanya untuk guna melawan Hamas“ (Washington Post, 8/6/2025).
Lapisan Elite: Ghassan Al-Dahini (eks-Jihad Islam Sinai) dan Issam Al-Nabahin (mantan kombatan ISIS). Al-Dahini terekam menembak AK-47 di Masjid Al-Dakwah, Al-Shoka (pada 8/6/2025) — hanya 1 km dari tenda bantuan kemanusiaan.
Operator Lapangan: Bakr Al-Waqili (dijuluki “Ma Gheiru”) dan Youssef Abu Nasser. Foto satelit EekadFacts menunjukkan mereka berpatroli dengan senjata berat di koridor Mouragh.
Oprator lapangan ini juga ada nama-nama seperti Nimr Abu Al-Hussain, Karim Abu Al-Hussain, Aboud Abu Al-Hussain, dan Abu Anis, yang mendokumentasikan sendiri aksi mereka mengawal sekaligus memanipulasi dan menyalahgunakan bantuan.
Bukti video dan foto yang mereka unggah di TikTok dan Facebook memperlihatkan:
Penahanan sopir truk dan pengosongan paksa muatan pangan.
“Pengamanan” semu yang diiringi perusakan logistik dan penyalahgunaan distribusi untuk kepentingan kelompok.
Basis operasi di area yang disebut pejabat UNRWA sebagai “Wadi Al-Lusus” (Lembah Pencuri) – jalur dari Karem Abu Salem menuju Khan Younis yang terkenal sebagai titik rawan perampasan bantuan.
Modus “Penyekatan Berbendera” dan Tenda di Tapal Batas
Di rute Kerem Abu Salem, milisi membangun sembilan pos tanah (foto satelit November 2024). Di sana, mereka merampas 80 dari 100 truk bantuan (Oktober 2024), dan membunuh 4 sopirnya.
“Mereka beroperasi di zona buffer Israel. Mustahil bawa senjata tanpa izin tentara,” papar Ahmed M. (38), sopir truk yang selamat dari penyekatan kelompok kriminal ini.
🔻ومن أبرز المقاطع التي نشرها أبو أنيس” كان فيديو في 5 ديسمبر أظهر استيلاء المسلحين على شاحنات المساعدات في شارع صلاح الدين وإنزال السائقين عنوة.🔻كما ظهر عطب بإحدى عجلات الشاحنات ربما عبر طلق نار ما أدى إلى توقفها وعدم قدرتها على عبور الطريق. 🔻وبتحليل موقع التقاط المقطع… pic.twitter.com/fnTLBQ2rZN— EekadFacts | إيكاد (@EekadFacts) July 24, 2025
Tenda “bantuan abal-abal” milik milisi ini di Timur Rafah (didirikan 17 Mei 2025) ternyata persis di lokasi yang diusulkan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich untuk “relokasi warga Gaza”.
“Ini bukan kamp pengungsian, tapi pangkalan milisi. Tenda rusak, tapi mereka paksakan warga masuk,” ungkap Sam Rose (Direktur UNRWA Gaza) dalam wawancara eksklusif.
Di Khan Younis, Abu Anis merekam perampasan truk (5 Desember 2024): “Sopir ditodong senjata, ban truk ditembak”. Sementara warga kelaparan, karung tepung WFP/UE dibagikan 150 meter dari tenda milisi — simbol kendali pangan oleh proxy Israel.
“Pasukan Populer bukan entitas acak. Mereka alat lapangan Israel yang maju dalam kekosongan kekuasaan,” tegas laporan EekadFacts, lembaga yang pernah meraih ‘Top 10 Digital Investigators in Conflict Zones” oleh Reuters Institute ini.
Hubungan dengan Agenda penjajah ‘Israel’
Analisis geospasial Eekad menemukan lokasi kamp pengungsian dan pos distribusi bantuan yang dikelola milisi ini beririsan dengan rencana penjajah ‘Israel’ memusatkan warga Gaza di koridor sempit dekat perbatasan Mesir.
“Penyaluran bantuan dipolitisasi, menjadi sarana mengontrol populasi dan menggeser warga ke selatan dalam skema soft transfer,” tulis Eekad dalam laporannya.
“Milisi Abu Shabab bukan aktor lokal biasa, melainkan instrumen buatan yang mengisi kekosongan keamanan, memonopoli bantuan, dan melayani agenda pendudukan,” tulis tim Eekad.
“Struktur mereka rapi, dukungan eksternal jelas, dan kehadiran mereka di titik strategis membuktikan koordinasi langsung dengan pihak penjajah,” tambahnya.
Ketika Issam Al-Nabahin (eks-ISIS) ditangkap Hamas Juni lalu, akun TikTok-nya masih memamerkan foto diri dengan senjata ‘Israel’. Jejak digital itu mengabadikan skema kotor: bantuan internasional diubah jadi alat perang, kelaparan dijadikan senjata, dan warga Gaza dipaksa memilih antara peluru milisi atau rayuan “relokasi” sesuai keinginan penjajah.
“Di Gaza hari ini, penjajah tak hanya datang dengan tank. Mereka juga datang dengan karung tepung,” — Lina H. (45), seorang pengungsi di Rafah.
Metode Investigasi: Jejak Digital di Medan Perang
EekadFacts membeberkan teknik pelacakan dalam investigasi ini:
Pertama, forensik medsos: melacak 23 akun Facebook/TikTok milik milisi.
Kedua, geotagging: Plot 56 video ke peta digital — temukan kluster aktivitas di Al-Shoka, Al-Biyouki, dan Mouragh.
Ketiga, AI facial recognition: Identifikasi Abu Hassan Al-Turbani (anggota tewas 2024) dalam video bareng Al-Dahini.
Keempat, melakukan analisis jaringan: mengungkap koneksi lewat komentar seperti Al-Dahini yang memanggil Bakr “Ma Gheiru”.
“Mereka dokumentasikan sendiri kejahatan. Kami hanya menyusun puzzlenya,” — Tim EekadFacts kepada Al-Wasat.
Temuan ini memunculkan pertanyaan moral mendasar: bagaimana bisa bantuan kemanusiaan, simbol harapan bagi yang kelaparan, berubah menjadi alat ancaman, kontrol populasi, dan kejahatan yang dilegalkan oleh koordinasi militer?
“Milisi Abu Shabab bukan aktor lokal spontan, melainkan alat buatan, dipersenjatai dan diarahkan untuk melayani agenda pendudukan. Bantuan menjadi dalih, dan warga Gaza yang kelaparan menjadi korbannya,” demikian kesimpulan platform intelijen sumber terbuka pertama di kawasan Arab yang temuan-temuan banyak dipublikasikan di website resmi, kanal media sosial seperti Twitter/x ini.
Di Gaza yang seharusnya diliputi nilai kemanusiaan, kebenaran ini terasa seperti luka terbuka: kejahatan yang berjalan di depan mata dunia, dibungkus dengan bendera kemanusiaan diwakili bromocorah bersenjata. *