InfoMalangRaya.com — Suatu saat, Ibnu Mubarak mendatangi mata air Zamzam untuk minum. Tidak begitu saja meminumnya, namun beliau menghadap ke Ka’bah. Kemudian beliau berdoa, ”Ya Allah, sesungguhnya Abnu Abi Al Mawali mengisahkan kepada kami dari Muhammad bin Al Munkadar dari Nabi Shalallallahu Alaihi Wasallam, sesungguhnya beliau bersabda, ’Air Zamzam untuk apa-apa yang diniatkan untuk meminumnya.’ Dan saya meminumnya agar terhindar dari kehausan di hari kiamat.” Kemudian Ibnu Mubarak meminumnya. (Riwayat Ahmad, dishahihkan Al Mundziri)
Demikianlah para salaf dan ulama memandang bahwa niat amat penting saat seseorang hendak meminum Zamzam, berdasarkan hadits, “Air Zamzam untuk apa-apa yang diniatkan untuk meminumnya.” (Riwayat Al Baihaqi, dishahihkan oleh Al Mundziri)
Sebelum Ibnu Mubarak, Umar bin Al Khattab juga terlebih dahulu berdoa agar terhindar dari kehausan hari kiamat, sebagaimana disebutkan dalam Jauhar Al Munadzdzam (hal. 42).
Adalah Imam Abdul Wahhab As Sya’rani seorang ulama Mesir yang hidup di sekitar abad 9 hijriah. Beliau pernah menderita penyakit dublah (sejenis bisul) di perut. Saat itu, penyakitnya membesar hingga sebesar buah semangka. Akhirnya saat selesai thawaf, beliau meminum air Zamzam dengan niat agar Allah menyembuhkan penyakit itu.
Setelah meminum, tiba-tiba beliau merasakan panas dalam perut, hingga bisul itu pecah, gumpalan-gimpalan hitam pun keluar. Menurut beliau, para dokter tak akan mampu melakukannya. (Waqi’ Al Anwar Al Qudsiyah fi Bayan Al Uhud Al Muhammadiyah, hal. 232)
Memiliki kemampuan hafalan seperti Imam Adz Dzahabi adalah harapan Ibnu Hajar Al Asqalani. Hingga di awal mencari ilmu, beliau meminum air Zamzam dengan niat, agar keinganan beliau itu bisa terkabulkan.
Kira-kira dua puluh tahun kemudian, Ibnu Hajar kembali lagi ke Makkah dan meminum air Zamzam, dan meminta agar hafalannya lebih tinggi daripada kemampuan Imam Adz Dzahabi. Menurut As Sakhawi, banyak ulama yang menilai bahwa hafalan Ibnu Hajar melebihi Adz Dzahabi. (lihat, Jauhar Ad Durar, 1/166)
Apa yang dilakukan Ibnu Hajar diikuti oleh murid beliau Imam As Suyuthi. Saat melaksanakan ibadah haji, beliau meminum Zamzam untuk beberapa tujuan. Salah satunya agar memperoleh kemampuan dalam ilmu fikih setingkat Siraj Al Bulqini dan kemampuan dalam hadits setingkat Ibnu Hajar. (lihat, Husn Al Muhadharah, 1/338). Syamsuddin bin Ali Ad Dawudi, murid As Suyuthi menyebutkan bahwa ilmu yang diperoleh As Suyuthi telah melebihi guru-guru beliau. (Al Jauhar Al Manthiq, hal.45)
Demikian Allah memberi keberkahan yang amat besar terhadap Zamzam, hingga dengan meminumnya, doa dan niat seseorang dikabulkan Allah. Walhasil, tetapkan niat terlebih dahulu, sebelum meminum air Zamzam. [tho/hidayatullah.com]
Leave a Comment
Leave a Comment