Pendidikan Karakter sebagai Fondasi Generasi Muda
Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jawa Barat mengajukan permintaan untuk melakukan reformasi menyeluruh terhadap kurikulum pendidikan nasional. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPW BKPRMI Jawa Barat, H. Oleh Soleh, saat menghadiri Milad ke-48 BKPRMI yang diadakan di Kota Tasikmalaya.
Menurutnya, sistem pendidikan nasional perlu menempatkan kembali pendidikan karakter, adab, moral, dan akhlak sebagai fondasi utama dalam pembentukan generasi muda Indonesia. Ia menegaskan bahwa jika adab dan moral tidak ditanamkan sejak dini, maka ilmu yang dimiliki akan menjadi tidak bermakna bagi bangsa.
“Jika adab dan moral tidak ditanamkan sejak dini, sehebat apapun ilmu, bangsa ini akan mudah rapuh. Pendidikan karakter adalah benteng utama Indonesia,” ujarnya dengan tegas.
Peringatan Milad ke-48 BKPRMI juga diisi dengan doa bersama, sebagai bentuk refleksi dan kepedulian terhadap kondisi bangsa. Kegiatan tersebut menjadi momentum untuk memperkuat tekad para kader BKPRMI dalam membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Namun, di tengah semangat tersebut, Anggota DPR RI itu turut mengangkat isu serius yang mencerminkan realitas pahit dunia pendidikan, khususnya kesejahteraan para guru ngaji dan pendidik non-formal. Ia menyebutkan bahwa sebagian dari mereka hanya menerima penghasilan sekitar Rp150 ribu per bulan, bahkan ada yang tidak dibayar sama sekali.
Ironisnya, dukungan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya dinilai jauh dari layak, hanya Rp600 ribu per tahun, atau setara dengan Rp50 ribu per bulan. “Bakso laksana saja harganya sudah Rp50 ribu per porsi. Bayangkan, mereka mengajar satu tahun di Indonesia atau yang di Kota Tasikmalaya, nilainya setara seporsi bakso. Miris, tapi ini potret dunia pendidikan kita,” katanya prihatin.
Para guru madrasah memiliki tugas cukup berat. Mereka bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menanamkan adab dan meneladankan akhlak. Tak hanya itu, mereka juga memikul tanggung jawab ganda, yaitu mendidik dengan ilmu dan menyentuh jiwa murid dengan keteladanan.
Pendidikan sebagai Harga Mati
Di tengah keterbatasan fasilitas, honor yang tak seberapa, dan perhatian negara yang minim, mereka tetap berdiri tegak, melanjutkan tugas suci tersebut. Pihaknya menegaskan, para guru dan kader BKPRMI tetap teguh dalam pengabdiannya. Dengan semangat perjuangan, mereka berkomitmen untuk terus mendidik generasi muda tanpa harus menggantungkan diri sepenuhnya pada bantuan pemerintah maupun masyarakat.
Bagi mereka, pendidikan adalah harga mati. Bahkan para guru juga bertekad untuk lebih menegakkan dan mengokohkan NKRI. “Masyarakatnya harus menjadi masyarakat marhamah. Apapun tantangan dan rintangannya, kami tidak akan berhenti berjuang,” ujarnya.
BKPRMI juga menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk aksi anarkis. Dia menegaskan, bahwa solusi atas problematika bangsa hanya bisa dicapai melalui pendidikan yang beradab, bermoral, dan mengedepankan nilai-nilai luhur.