Dani Pedrosa Mengkhawatirkan Performa Francesco Bagnaia di MotoGP Hungaria 2025
Francesco Bagnaia, yang menjadi salah satu andalan tim pabrikan Ducati, terus menunjukkan performa yang kurang memuaskan dalam ajang MotoGP Hungaria 2025. Hingga berakhirnya sprint race yang digelar di Balaton Park, Sabtu (23/8/2025), Bagnaia masih kesulitan untuk menembus posisi teratas.
Dalam sesi kualifikasi, Bagnaia hanya mampu meraih posisi ke-15. Hal ini membuatnya harus berjuang keras saat balapan dimulai. Pada akhirnya, dia finis di posisi ke-13, yang jauh dari ekspektasi. Performa yang tidak kompetitif ini menimbulkan kekhawatiran dari beberapa pihak, termasuk Dani Pedrosa, yang kini menjadi test rider KTM dan juga aktif sebagai komentator di DAZN.
Pedrosa mengungkapkan bahwa tekanan besar sedang dialami oleh Bagnaia, terutama karena rekan setimnya, Marc Marquez, tampil dominan. Marquez berhasil merebut pole position dan langsung menjuarai sprint race dengan 13 putaran. Performa yang luar biasa ini memberikan tekanan psikologis yang signifikan bagi Bagnaia.
Menurut Pedrosa, situasi ini bisa menyebabkan perpecahan dalam tim. Saat Marquez merayakan kemenangan, Bagnaia justru terjebak dalam kesulitan. Hal ini bisa memengaruhi semangat dan motivasi tim secara keseluruhan.
“Selain seberapa cepat atau baik Marquez dibandingkan Anda,” ujar Pedrosa. “Di akhir pekan yang sama, ini juga sedikit tentang apa yang terjadi setelahnya, cara Marquez merayakan, energi yang dia pancarkan ke tim, dan sebagainya.”
Ia menjelaskan bahwa meskipun Bagnaia finis di posisi empat atau bahkan menang di luar podium, jika Marquez terus menang, maka energi positif akan lebih banyak dirasakan oleh Marquez. Hal ini bisa membuat Bagnaia merasa kurang puas secara pribadi.
“Katakanlah, dengan energi positif dan indah itu jadi,” tambah Pedrosa. “Ketika Anda finis keempat, meskipun Anda senang untuk tim, Anda tidak memiliki kegembiraan batin yang Anda rasakan secara pribadi.”
Bagaian dari pengalaman Pedrosa sendiri adalah bahwa ia pernah mengalami situasi serupa ketika menjadi rekan setim Marquez di Repsol Honda pada musim 2014. Saat itu, Marquez sangat sulit dikalahkan. Namun, Pedrosa berhasil bangkit dengan fokus pada dirinya sendiri dan menemukan momentum yang tepat.
“Saya pernah mengalami masa-masa bersama Marquez di mana ia memenangkan banyak balapan berturut-turut, yaitu pada tahun 2014,” ujar Pedrosa. “Dan satu-satunya yang pada akhirnya, atau yang pertama yang bisa mengalahkannya, adalah saya.”
Ia menekankan bahwa Bagnaia harus belajar dari pengalaman ini. Fokus pada diri sendiri dan menemukan momen yang tepat adalah kunci untuk menghadapi tekanan dari rekan setim yang tampil sangat dominan.
Dengan begitu, Bagnaia tidak boleh terlalu terpengaruh oleh kesuksesan Marquez. Ia harus tetap percaya pada kemampuan diri sendiri dan terus meningkatkan performa agar bisa kembali menunjukkan prestasi yang maksimal.