Upaya Pelestarian Tradisi Gayo dengan Merekonstruksi Alat Musik Rebeb
Pemusik asal Gayo, Muazin Mudereje, sedang mengambil langkah penting dalam pelestarian budaya daerahnya. Ia tengah berupaya untuk merekonstruksi rebeb, salah satu alat musik tradisional yang hampir punah. Proses ini dilakukan dengan bantuan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah Aceh, yang memberikan dukungan baik dari segi material maupun riset.
“Saya sedang mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat rebeb,” ujar Muazin. Sebelumnya, ia telah mencoba berbagai metode pembuatan alat musik ini menggunakan bahan-bahan yang tersedia, namun hasilnya belum memenuhi harapan. Dengan bantuan BPK, ia berharap karya ini bisa lebih mendekati bentuk dan suara asli rebeb.
Rekonstruksi rebeb bukan hanya sekadar upaya pemulihan alat musik, tetapi juga menjadi bagian dari pelestarian sejarah dan identitas seni Gayo. Rebeb dahulu digunakan sebagai pengiring vokal dalam syair-syair tradisional Gayo. Kini, alat musik ini dihidupkan kembali agar generasi muda dapat mengenal dan merasakan kekayaan budaya leluhur mereka.
Profil Singkat Muazin Mudereje
Muazin Mudereje adalah seorang seniman dan pemusik yang konsisten dalam mengembangkan musik tradisi Gayo. Ia dikenal sebagai pemain sekaligus perakit alat musik tradisional. Beberapa alat yang ia kuasai antara lain seruling, serune (sejenis klarinet tradisi), serta instrumen perkusi khas Gayo.
Ia telah aktif tampil di berbagai panggung seni budaya, baik di tingkat lokal maupun nasional. Bahkan, ia pernah tampil di luar negeri, seperti Uzbekistan. Muazin juga turut serta dalam acara Desember Kopi Gayo 2024, menunjukkan dedikasinya terhadap seni budaya daerahnya.
Kecintaannya pada tradisi membawanya untuk melakukan riset mandiri dan mencoba menciptakan kembali instrumen-instrumen yang sudah jarang ditemui. Selain sebagai musisi, ia juga sering melatih generasi muda agar tidak kehilangan akar budaya musik Gayo.
Tujuan Merekonstruksi Rebeb
Dengan merekonstruksi rebeb, Muazin berharap karya ini dapat menjadi awal dari penelitian lebih lanjut tentang alat musik tradisional Gayo. Ia percaya bahwa inisiatif ini akan memperkuat identitas musik tradisi Gayo di kancah nusantara.
Selain itu, upaya ini juga bertujuan untuk melestarikan warisan budaya yang semakin langka. Dengan adanya rebeb yang kembali hidup, generasi muda akan memiliki kesempatan untuk belajar dan menghargai alat musik yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Muazin menyadari bahwa pelestarian budaya tidak hanya sekadar menjaga tradisi, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai tersebut terus hidup dan berkembang. Dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, ia optimis bahwa rebeb akan kembali menjadi bagian dari kekayaan musik Gayo yang tak ternilai.