InfoMalangRaya.com— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar Buya Dr. Gusrizal Gazahar mengatakan Sumatera Barat (Sumbar) dalam keadaan darurat maksiat. Selain itu, perlunya penanganan khusus saat munculnya musibah kasus LGBT di salah satu pondok pesantren di wilayahnya.
Ia juga mengajak berbagai pihak menyamakan persepsi dan menyatukan langkah dalam membentuk SOP penanganan aliran menyimpang di daerah yang penting jadi konsen semua baik itu MUI Sumbar maupun MUI kab/kota.
“Hari kita berkumpul di ruangan ini dalam rangka buat SOP penanganan aliran menyimpang dan menyusun langkah-langkah pemberantasan LGBT,” kata Buya Gusrizal.
Pernyatan ini ia sampaikan saat rapat koordinasi daerah bersama MUI Kabupaten Kota se-Sumatera Barat (Sumbar) di Hotel Mangkuto Payakumbuh, belum lama ini.
Rapat koordinasi dipimpin Ketum MUI Sumbar Buya Dr. Gusrizal Gazahar, dibuka Waketum MUI Pusat Buya Anwar Abbas. Hadir dalam rapat tersebut manta Gubernur Gamawan Fauzi, pengurus harian MUI Sumbar, Komisi Pemberdayaan Perempuan MUI Sumbar, Komisi Dakwah, dan perwakilan MUI se-Sumbar.
Sementara Waketum MUI Sumbar Buya Anwar Abbas dalam sambutan mengatakan, bahwa salah satu tanggung jawab ulama, dalam hal ini yang tergabung sebagai MUI, adalah memperkuat dan membangun ekonomi umat, khususnya di wilayah kerjanya.
Anwar Abbas menambahkan, kalau ingin melihat majunya sebuah bangsa, maka semua pihak harus bersatu-padu dan saling membantu. Bila semua berkolaborasi membuat satu kesepahaman, hasilnya akan kuat.
“Melalui Rakor kali ini, kita harus menghasilkan legacy guna kemaslahatan umat, sehingga orang akan melihat karya yang kita tinggalkan. Marilah terus memberi manfaat bagi umat, bangsa hingga kehidupan semesta, khususnya di wilayah Sumbar kita tercinta ini,” harapnya.
“Saya berdoa semoga ke depan MUI dapat berperan lebih besar lagi dalam mewujudkan kesejahteraan umat Islam,” pungkasnya.
Di tempat berbeda, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi mengingatkan generasi muda terhindar dari perilaku menyimpang, termasuk wabah LGBT yang telah marak.
Mahyeldi menekankan pentingnya melawan pergaulan bebas dan perilaku menyimpang, seperti LGBT, yang dinilai dapat merusak moral generasi muda.
“Kita juga harus memberi perhatian serius terhadap bahaya LGBT. Ini bukan hanya soal kesehatan fisik, tetapi juga soal moralitas yang harus dijaga. Pendidikan moral dan agama harus ditanamkan sejak dini agar generasi muda kita tidak tersesat dalam pergaulan yang salah,” imbuhnya, saat seminar pencegahan perilaku menyimpang remaja di SMA N 1 Solok.*
MUI Sebut Sumbar Darurat LGBT, Gubernur Ajak Generasi Muda Tidak Tersesat Jalan
