InfoMalangRaya.com—Indonesia merupakan negara penting bagi Türkiye, baik secara historis, keagamaan, maupun strategis. Hal itu disampaikannya Duta Besar Türkiye untuk Indonesia Timor-Leste, dan ASEAN, Prof. Dr. Talip Küçükcan, saat menjadi pembicara utama dalam acara InfoMalangRaya Global Forum 2025 yang digelar di Pusat Dakwah InfoMalangRaya, Jakarta, Rabu (18/6/2025) bertepatan 22 Dzulhijjah 1446 H.
Dalam forum bertema “Masa Depan Persahabatan Türkiye-Indonesia Dalam Dinamika Global” tersebut, Talip Küçükcan menggarisbawahi kedekatan nilai dan misi kedua bangsa. “Kami melihat Indonesia sebagai negara Muslim terbesar, ekonomi yang terus tumbuh, dan dengan masa depan yang sangat menjanjikan,” ujar pria yang bertugas di Indonesia sejak April 2023.
Dubes Talip menuturkan, relasi Türkiye dan Indonesia bukan sekadar hubungan diplomatik yang telah terjalin lama. Bahkan sudah ada koreseponden dengan pihak Jakarta sejak abad 18 lalu.
“Ada korespondensi dengan Jakarta dari 1881 sampai 1924. Bisa diakses semua dokumen itu,” ujarnya.
Menuruty Guru Besar Sosiologi di Marmara University, Istanbul ini, secara geografis, Türkiye dan Indonesia menempati dua ujung penting Benua Asia—Türkiye di Barat, Indonesia di Timur—sehingga menjadi simpul perlintasan budaya dan peradaban global.
Türkiye adalah pertemuan Eropa, Afrika, Asia Tengah dan kawasan Para Nabi; sementara Indonesia terletak di jantung Asia Tenggara yang menghubungkan Pasifik, Australia dan Asia Selatan.
Ia juga menyebutkan nilai-nilai bersama kedua negara sebagai negara mayoritas Muslim yang demokratis dan modern, memiliki sejarah panjang, serta komitmen terhadap isu global seperti perdamaian, stabilitas, dan dukungan terhadap Palestina.
“Turki dan Indonesia punya peradaban yang sama meski berbeda budaya dan bahasa. Kedua bangsa sangat menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan persaudaraan,” jelasnya.
Hubungan Turki dan Indonesia semakin erat, ketika terpilihnya Presiden Prabowo Subianto. Sejak Presiden Prabowo Subianto dilantik Oktober 2024, telah tiga kali bertemu Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
“Ini menandakan betapa pentingnya Indonesia di mata Türkiye,” ujar Talip.
Dalam bidang pertahanan, kerja sama kedua negara menunjukkan kemajuan signifikan. Türkiye dan Indonesia sepakat menjalin kolaborasi teknologi militer secara komprehensif,
termasuk transfer pengetahuan strategis yang belum pernah dilakukan Türkiye dengan negara lain. Hal ini, menurut Talip, mencerminkan kepercayaan tinggi Türkiye terhadap Indonesia sebagai mitra sejajar.
Ia menambahkan, saat ini terdapat sekitar 5.000 pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Türkiye. “Türkiye adalah tempat yang layak untuk belajar sains, teknologi, kedokteran, dan peradaban Islam,” tambah Talip, menjawab pernyataan Ketua Umum PP InfoMalangRaya Dr. Nashirul Haq yang mengatakan sebanyak 3.000 santri InfoMalangRaya lulus setiap tahun dari berbagai pondok pesantren yang tersebar di Indonesia.
Perhatian Turki pada Umat Islam
Talip juga menjelaskan melalui Presiden Erdogan, Türkiye selalu menjadi inisiator perdamaian dunia, termasuk di kKawasan negara berpenduduk Muslim.
Ia menyebut dalah isu pengungsi Suriah, Türkiye menjadi negara penampung terbesar dengan lebih dari 4 juta jiwa dari total 6 juta pengungsi lintas batas. Bahkan saat pertama kali menermia pengungsi Suriah, Pemerintah Erdogan menyambut mereka dengan sebutan “kaum muhajirin” dan menyatakan rakyat Türkiye sebagai “kaum Anshar”—mengacu pada semangat ukhuwah Islamiyah sebagaimana terjadi pada masa Rasulullah SAW.
Talip menjelaskan, Türkiye memberikan status temporary protection yang memungkinkan pengungsi mengakses pendidikan, kesehatan, dan izin kerja. “Mereka bahkan bisa kuliah di universitas negeri selama lulus ujian masuk,” ujarnya.
Sejak 2016, lebih dari 60.000 izin kerja resmi telah dikeluarkan, meski jumlah tenaga kerja informal diperkirakan mencapai satu juta.
Di sisi lain, Türkiye juga dikenal dengan kemandiriannya dalam pengembangan alat utama sistem senjata (alutsista), dengan lebih dari 80 persen diproduksi sendiri. Karena itu, menurutnya, langkah Presiden Prabowo Indonesia bekerjasama Türkiye adalah keputusan strategis yang tepat.
“Kerja sama Türkiye-Indonesia bukan hanya soal dagang dan diplomasi, tapi juga tentang warisan nilai, peradaban, dan misi Islam global,” pungkasnya.
Acara InfoMalangRaya Global Forum dihadiri lebih dari 100 orang, terdiri dari politisi, wakil ormas Islam di Indonesia, cendekiawan Muslim, wartawan, dan beberapa penulis. *