Perayaan Kebersamaan dalam Pesparani Katolik VI di Pematangsiantar
Pada hari Minggu, 24 Agustus 2025, suasana di sekitar Kompleks Gereja Paroki St. Yosef di Jalan Kain Batik, Kecamatan Siantar Utara, terasa khusuk dan penuh makna. Tidak seperti biasanya, udara yang terasa hangat mengiringi para jemaat dan tamu undangan yang hadir dengan penuh antusiasme. Mereka datang tidak hanya untuk menyaksikan pertunjukan musik rohani, tetapi juga untuk merayakan kebersamaan dan pesan damai yang dibawa oleh acara ini.
Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik VI resmi dimulai, menjadi ajang yang memperkuat ikatan antar umat beragama serta menunjukkan komitmen masyarakat akan harmonisasi sosial. Acara ini tidak hanya sekadar pertunjukan musik, tetapi juga sebuah perayaan keberagaman yang mencerminkan semangat toleransi dan cinta damai.
Kehadiran Kapolres Pematangsiantar, AKBP Sah Udur T.M. Sitinjak, menjadi salah satu titik penting dalam acara ini. Ia menyampaikan bahwa musik gerejani bukan hanya sekadar nyanyian ibadah, tetapi juga menjadi jembatan antariman yang membawa pesan damai bagi seluruh masyarakat. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa melalui musik rohani, masyarakat diajak untuk memuliakan Tuhan sekaligus memperkuat tali persaudaraan dan menjaga keharmonisan di tengah keragaman.
Selain Kapolres, acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Pematangsiantar, Junaedy Sitanggang, yang hadir mewakili Wali Kota. Hadir pula para tokoh agama, pimpinan organisasi keagamaan, Forkopimda, serta tamu undangan lainnya. Nuansa kebersamaan terlihat jelas saat para undangan duduk berdampingan, menyimak dan mengapresiasi setiap lantunan lagu dari perwakilan paroki-paroki.
Menurut Kapolres, Pesparani bukan hanya ajang perlombaan musik rohani, tetapi juga ruang batin untuk memperkuat tali persaudaraan lintas umat. Ia menegaskan bahwa Polres Pematangsiantar bersama Forkopimda akan selalu mendukung kegiatan keagamaan seperti ini. Menurutnya, keharmonisan lahir dari hati yang bersatu dan lingkungan yang aman.
Suasana penuh sukacita mewarnai setiap penampilan peserta. Lagu-lagu rohani dibawakan bukan hanya dengan suara, tetapi juga dengan penghayatan yang dalam, seolah menyampaikan pesan kasih bagi semua yang hadir. Setiap nada yang terdengar memberikan kesan mendalam dan menggerakkan hati para pendengar.
Ketua Panitia Pesparani VI, Lamhot Siahaan, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata semangat toleransi dan cinta damai umat Katolik di Pematangsiantar. Ia berharap, gema kebersamaan ini bisa terus mengalun hingga di luar tembok gereja, menciptakan ruang yang lebih inklusif dan harmonis.
Dalam acara ini hadir pula tokoh-tokoh keagamaan dan pemerintahan, seperti Ketua LP3KD Ir. Daud Simanjuntak, Pastor Ambrosius Nainggolan, Penbimas Katolik Kemenag Sumut Marihut Tua Pasaribu, serta sejumlah perwakilan dari Kejari, Dandim, dan unsur Forkopimda lainnya. Mereka semua hadir sebagai wujud dukungan terhadap kegiatan yang bertujuan memperkuat hubungan antarumat beragama.
Pesparani VI tahun ini menjadi momentum yang menguatkan, bahwa harmoni bisa dimulai dari suara-suara yang tulus dan Kota Pematangsiantar memilih untuk mendengarnya bersama. Dengan adanya acara ini, harapan besar tercipta kembali rasa saling menghargai dan menjaga perdamaian di tengah masyarakat.