Nama Baru untuk Bank Syariah Nasional
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN), Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan bahwa bank hasil penggabungan BTN Syariah dengan PT Bank Victoria Syariah akan diberi nama baru. Nama yang dipilih adalah Bank Syariah Nasional. Ia berharap bank tersebut dapat menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia setelah PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BSI).
Nixon menjelaskan bahwa rapat umum pemegang saham telah menyepakati beberapa hal terkait proses penggabungan ini. Pertama, perubahan nama dari Bank Victoria Syariah menjadi Bank Syariah Nasional. Kedua, perubahan anggaran dasar agar sesuai dengan standar bank pelat merah. “Karena ini ujungnya milik negara, bukan milik keluarga, pasti ada penyesuaian pada anggaran dasarnya,” ujar Nixon.
Selain itu, Nixon juga menyebutkan bahwa pengurus untuk Bank Syariah Nasional, baik direksi maupun komisaris, sudah ditetapkan. Direktur Utama Bank Syariah Nasional adalah Pak Alex Sofjan Noor, yang berasal dari BTN. Sementara Komisaris Utama adalah Bahrullah Akbar, mantan anggota BPK.
Ia menargetkan seluruh proses spin off BTN Syariah bisa selesai pada November 2025. “Ekspektasi kami adalah Oktober atau November, sehingga proses legal bisa selesai. Meskipun begitu, direksi sudah bekerja,” tambah Nixon.
Proses Penggabungan dan Tujuan
Sebelumnya, BTN resmi mengambil alih saham Bank Victoria Syariah senilai Rp 1,5 triliun sebagai bagian dari proses pemisahan atau spin off BTN Syariah. Nixon menjelaskan bahwa proses spin off direncanakan berlangsung antara Oktober hingga November 2025. Ia berharap bank baru ini bisa diresmikan dan mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2025.
Nixon juga menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo akan menentukan nama bagi bank gabungan ini. “Nama baru akan ditentukan oleh Presiden berdasarkan usulan BTN dan Menteri BUMN,” ujarnya dalam keterangan resmi BTN pada Juni 2025.
Alasan Menggabungkan BTN Syariah dengan Bank Victoria Syariah
Nixon menjelaskan alasan BTN memilih untuk mengakuisisi Bank Victoria Syariah dan menggabungkannya dengan BTN Syariah. Proses ini dinilai lebih mudah dan cepat dibanding membangun bank baru dari awal. Dengan aksi korporasi ini, BTN berharap BTN Syariah bisa menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia.
“Kami sudah berjanji kepada Menteri BUMN bahwa bank syariah baru ini ditargetkan menjadi bank syariah terbesar kedua dalam waktu singkat, dengan bisnis yang efisien, inklusif, dan berbasis nilai-nilai syariah,” kata Nixon.
Visi dan Target Jangka Panjang
Dalam rangka mencapai target tersebut, Bank Syariah Nasional akan fokus pada pengembangan bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Nixon menekankan pentingnya menjaga prinsip-prinsip syariah dalam semua operasional bank. Selain itu, bank ini juga akan memperkuat posisinya sebagai salah satu institusi keuangan unggulan di Indonesia.
Proses penggabungan ini juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing BTN Syariah di pasar keuangan nasional. Dengan penggabungan ini, diharapkan Bank Syariah Nasional mampu memberikan layanan yang lebih luas dan berkualitas kepada masyarakat, serta mendukung perekonomian syariah di Indonesia.
Keberlanjutan dan Peran Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan Bank Syariah Nasional. Selain menentukan nama, pemerintah juga akan membantu dalam proses regulasi dan pengawasan. Nixon menekankan bahwa bank ini akan menjadi bagian dari sistem keuangan syariah yang lebih kuat dan stabil.
Dengan dukungan pemerintah dan kebijakan yang jelas, Bank Syariah Nasional diharapkan dapat menjadi model yang sukses dalam pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Hal ini juga akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.