Close Menu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Kuliner Lasem yang Menggugah Rindu

    13 Juli 2025

    Dua Motor Tabrakan di Sampang, Empat Korban Dilarikan ke Puskesmas

    13 Juli 2025

    Harga Emas Pegadaian UBS dan Galeri 24 Turun, Cek Rincian Selasa 8 Juli 2025

    13 Juli 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Trending
    • Kuliner Lasem yang Menggugah Rindu
    • Dua Motor Tabrakan di Sampang, Empat Korban Dilarikan ke Puskesmas
    • Harga Emas Pegadaian UBS dan Galeri 24 Turun, Cek Rincian Selasa 8 Juli 2025
    • Netizen Brasil Kritik Gunung Rinjani, Serbu Hutan Amazon Balas Dendam
    • Departemen Luar Negeri Amerika Berhentikan 1.000 Pekerja
    • The Cult of the Lamb Comic kembali dengan perpecahan spesial musim gugur ini
    • 10 Kuliner Khas Bogor yang Wajib Dicoba Saat Akhir Pekan di Kota Hujan
    • Mira Lesmana Mengapresiasi Suara Pemeran Baru Musikal Petualangan Sherina 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
      • KOTA MALANG
      • KABUPATEN MALANG
      • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • OLAHRAGA
    • RAGAM
      • TEKNOLOGI
      • UNDANG-UNDANG
      • WISATA & KULINER
      • KOMUNITAS
      • IMR ENGLISH
    • OPINI
    • COVER HARIAN IMR
    • LOGIN
    Info Malang RayaInfo Malang Raya
    • LIPUTAN KHUSUS
    • MALANG RAYA
    • KOTA MALANG
    • KABUPATEN MALANG
    • KOTA BATU
    • JAWA TIMUR
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
    • OPINI
    • RAGAM
    • KOMUNITAS
    • WISATA & KULINER
    • KAJIAN ISLAM
    • TEKNOLOGI
    • UNDANG-UNDANG
    • INFO PROPERTI & LOWONGAN KERJA
    • TIPS & TRIK
    • COVER HARIAN IMR
    • IMR TV
    • LOGIN
    Home»INTERNASIONAL»Natsir Menjawab Subhat Sesat Isu Palestina
    INTERNASIONAL

    Natsir Menjawab Subhat Sesat Isu Palestina

    By admin27 Oktober 2023
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    M Natsir Syeikh Amin Al Husaini Hasan Ismail al Hudhaiby

    Dulu ketika Netherland Indies Civil Administration (NICA),  menduduki wilayah Indonesia sebagaian warga mengungsi dan menyelamatkan diri, apa tepat jika dikatakan NICA berhak hidup dan dikasihani?

    Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal InfoMalangRaya (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

    InfoMalangRaya.com | PADA tahun 1971, Buya Mohammad Natsir menerbitkan buku berjudul “Masalah Palestina”. Merupakan pengalam nyata beliau saat berkunjung ke Timur Tengah atas gagasan Rabithah Alam Islami.
    Cerita itu disampaikan secara verbal sebanyak dua kali di Masjid Munawwawah, kemudian diterbitkan menjadi buku atas kerjasama Penerbit Hudaya dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).
    Di dalam buku ini, ada banyak fakta menarik. Di antaranya syubhat-syubhat yang timbul dari cendikiawan atau cerdik pandai yang notabene juga beragama Islam.
    Ada yang memposisikan Yahudi secara playing victim. Yahudi perlu dikasihani, mereka ini sejatinya korban.
    Karena itu Yahudi berhak hidup. Kalau mereka menyerang bangsa Arab, itu dianggap sebagai mempertahankan diri, bukan genosida. Tokoh bangsa ini menganggap Israel sebagai korban yang dizalimi, bukan penjajah.
    Ada juga cendekiawan yang cuek alias masa bodoh dan memposisikan diri bak orang bijak dengan mengatakan, “Ini soal Arab saja.” Artinya, itu konflik internal bangsa Arab.
    Karenanya tidak perlu semua orang repot-repot membantu. Kalau bahasa orang sekarang,  “Jangan bawa-bawa agama dalam urusan Palestina!”
    Bahkan sekarang ada yang menambahkan: “Udahlah fokus pada negeri kita saja. Banyak tuh masyarakat melarat yang perlu dibantu. “
    Untuk menjawab ini, Buya Natsir membuat analogi cerdas. “Dulu ketika Netherland Indies Civil Administration (NICA),  menduduki wilayah Indonesia seperti Semarang dan Surabya, dan bangsa Indonesia berpencaran mengungsi, menyelamatkan diri, apa tepat jika dikatakan; “Wah tentara NICA itu berhak hidup. Kasihan dia, mentang-mentang orang Surabaya dan orang Semarang itu orang Islam, apa kita musti bantu dia itu, dia orang Nica itu berhak hidup!”
    NICA adalah lembaga pemerintahan Sipil Hindia Belanda, sebuah organisasi semi-militer yang dibentuk 3 April 1944, bertujuan agar dapat menjadi penghubung pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan Komandan pasukan Sekutu di Wilayah Pasifik Barat Daya atau SWPA (South West Pacific Area).
    Kira-kita adakah yang akan memakai argumen sama dalam menyikapi masalah tersebut? Besar kemungkinan tidak, sebab sering kali mereka memiliki standar penilain ganda.
    M Natsir mempertegas lagi dalam bukunya;
    “Djadi supaja pandangan kita djangan dikaburkan oleh orang-orang jang pintar-pintar bagaimana pokok persoalannja, saja berikanlah satu tjontoh jang terang tadi itu. Bagaimana kalau tentara Nica dengan orang-orang Belanda jang dibawanja kedalam menjerbu ke Magelang atau Purwokerto, ke Malang umpamanja, memperluas daerah recombanja itu. Bagaimana itu? Apakah kita harus menganggap recomba itu berhak hidup di sana? Djagan kita ganggu-ganggu. Persis itulah kejadiannya.”
    Maka kehadiran buku anggitan Natsir ini salah satunya bisa memberi pencerahan mengenai fakta sebernarnya terhadap orang-orang sinis –meski mengaku Islam– terhadap masalah Palestina.
    Apalagi, Natsir tidak berangkat dari ruang hampa. Beliau benar-benar pergi ke Palestina, dan merasakan betapa menderitanya bangsa Palestina saat itu akibat kebiadaban ‘Israel’.
    Makin ke sini, orang-orang yang sinis ke Palestina kian menjamur. Bahkan acap kali muncul dari kalangan cendikiawan dan intelektual muslim yang dengan statemen-statemennya bisa menyesatkan fakta sebenarnya. Syubhatnya kian liar dan parah.
    Karenanya. dibuatlah isu-isu miring seputar kelompok pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha, termasuk Hamas, dibuat berbagai konspirasi tentangnya, dan hal-hal negatif yang melingkupinya.
    Bagi umat Islam tentu tak boleh tinggal diam. Ini bukan sekadar masalah kemanusiaan yang direnggut.
    Sebagai saudara sesama muslim, umat Islam memang sudah seharusnya peduli kepada mereka bangsa Palestina. Dikotomi masalah pada urusan-urusan parsial, justru mengaburkan fakta yang sebenarnya.*/ Mahmud Budi Setiawan
    Baca juga: Pesan Mohammad Natsir: Palestina Bukan Soal Tanah

    Jumlah Pembaca: 279

    Isu Menjawab Natsir Palestina Sesat Subhat
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Berita Terkait

    Departemen Luar Negeri Amerika Berhentikan 1.000 Pekerja

    13 Juli 2025

    Dai Belanda Dicopot jadi Imam setelah Bertemu Presiden ‘Israel’

    13 Juli 2025

    Dai Eropa yang Diundang ke ‘Israel’ ternyata Pendukung Penjajah dan Sekularisme

    12 Juli 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner 300250
    banner 300250
    banner 250250
    Search
    BERITA POPULER

    Bupati Malang Hadiri Kanjuruhan Street Race Edisi 13

    30 Maret 20241

    Ironi Psywar: Arema FC yang Dulu Dilecehkan, Kini Justru Menendang PSS Sleman

    24 Mei 20252

    10 Aplikasi Musik Tanpa Iklan Terbaik, Diunduh Jutaan Pengguna!

    25 April 2024151

    Pantun Pj. Walikota Malang Bikin Suasana Meriah di Acara Malang Raya Shopping Adventure 2024

    1 April 20242
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    • DISCLAIMER
    • INDEX BERITA
    • PEDOMAN MEDIA SIBER
    • REDAKSI
    © 2016 Infomalangraya. Designed by Mohenk.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.