Perjalanan Spiritual Nuray Istiqbal: Dari Dunia Film Dewasa ke Kehidupan Seorang Muslimah
Nuray Istiqbal, yang dulu dikenal sebagai Rae Lil Black, kini telah mengganti identitasnya setelah memutuskan untuk menjadi mualaf. Pengalaman hidupnya sebagai bintang film dewasa ternyata menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual yang membawanya pada jalan yang lebih baik. Ia percaya bahwa masa lalu yang penuh tantangan justru menjadi fondasi bagi dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Selama bertahun-tahun berada di dunia hiburan yang tidak sehat, Nuray merasa kehilangan arah dan tujuan dalam hidupnya. Ia mengakui bahwa kekosongan jiwa membuatnya tidak menikmati kehidupannya. Pada saat itulah ia mulai mencari makna baru dalam hidupnya, terutama dalam hal spiritualitas.
Di tengah perjuangan tersebut, Nuray bertemu dengan agama Islam. Setelah mempelajari ajaran-ajaran Islam secara mendalam dan melakukan refleksi panjang, ia akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam agama tersebut. Ia menjelaskan bahwa pengalaman masa lalu itu menjadi salah satu faktor yang membawanya kepada Islam.
“Jika saya tidak memiliki masa lalu seperti itu, saya tidak yakin akan menemukan Islam. Saya tinggal di Jepang, di mana jumlah orang Islam sangat sedikit,” ujarnya.
Meski begitu, Nuray ingin memastikan bahwa orang-orang tidak salah paham tentang perjalanan spiritualnya. Ia yakin bahwa petunjuk Tuhan bisa datang kepada siapa saja, kapan saja, asalkan seseorang bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Menurutnya, petunjuk Allah ada di mana-mana, tetapi bagaimana seseorang menemukannya bergantung pada usaha dan keinginan untuk berubah.
Setelah memutuskan menjadi mualaf, Nuray berkomitmen untuk menjalani kehidupan sebagai seorang muslimah yang taat. Ia memutuskan untuk menggunakan hijab dan menjalankan semua kewajiban agama dengan penuh kesungguhan. Meskipun teman-temannya menyarankannya untuk melaksanakan kewajiban agama secara bertahap, ia memilih untuk melakukannya secara total.
Ia tidak hanya memakai hijab, tetapi juga melaksanakan sholat lima waktu secara rutin. Bahkan, ia tetap berhijab meskipun sedang berolahraga, seperti lari atau muay thai. Selain itu, ia juga meninggalkan kebiasaan makan babi, yang ia akui rasanya sangat enak.
Perubahan ini tidak mudah bagi Nuray, tetapi ia percaya bahwa perubahan besar harus dilakukan dengan tekad dan komitmen yang kuat. Baginya, menjadi mualaf bukan sekadar perubahan nama atau status, tetapi sebuah transformasi penuh dalam jiwa dan cara hidup.
Dengan langkah-langkah yang ia ambil, Nuray Istiqbal menunjukkan bahwa perjalanan spiritual bisa dimulai dari mana saja, bahkan dari tempat yang paling tidak terduga. Ia menjadi contoh bahwa kehidupan yang penuh tantangan bisa menjadi awal dari perubahan positif yang luar biasa.